Sabtu, 12 Januari 2013

Soal Ujian



Ini kisah tentang Riri, salah seorang mahasiswi yang sedang menyelesaikan kuliah semester akhir di sebuah Universitas Negeri. Riri mengambil jurusan disebuah fakultas yang cukup favorit, yaitu Fakultas Kedokteran. Sebuah fakultas 'menurut keyakinannya' yang dapat membuat hidupnya lebih baik di masa mendatang. 

Setelah tiba saatnya Riri harus mengikuti ujian semester akhir, mata kuliah yang diberikan oleh dosennya cukup unik. Saat itu sang dosen ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan. 

"Agar aku bisa dekat dengan mahasiswa" cerita Riri menirukan kata dosennya kepada mahasiswa beberapa waktu lalu. 

Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian mereka. 

Ketakutan dan ketegangan Riri saat ujian terjawab saat itu, pasalnya 9 pertanyaan yang dilontarkan oleh sang dosen lumayan mudah untuk dijawab olehnya. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar ia tulis di lembar jawaban. 

Hingga sampailah pada pertanyaan ke 10, "Ini pertanyaan terakhir" kata dosen itu. 

"Coba tuliskan nama ibu tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini!" kata sang dosen sambil menggerakkan tangannya menunjuk keseluruh ruangan kuliah. 

Sontak saja mahasiswa seisi ruangan pun tersenyum. Mungkin mereka menyangka ini hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang sedang diujikan kali ini, pikir Riri dalam benaknya. 

"Ini serius!" kata sang dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas.

"Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama orang!" lanjutnya mengingatkan. 

Riri tahu persis siapa orang yang ditanyakan oleh dosennya itu. Dia adalah seorang ibu tua, orangnya agak pendek, rambut putih yang selalu digelung. Dan ia juga mungkin satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran tempat Riri kuliah. Ibu tua itu selalu ramah serta amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswi di sini. Ia senantiasa menundukkan kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong. Tapi satu hal yang membuat Riri merasa konyol, justru ia tidak hafal nama ibu tua tersebut!!! Dan dengan terpaksa ia memberi jawaban 'kosong' pada pertanyaan ke 10 ini.

Ujian pun berakhir, satu per satu lembar jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen itu. 

Sambil menyodorkan kertas jawaban, Riri mencoba memberanikan diri bertanya kepada dosennya kenapa ia memberi 'pertanyaan aneh' itu, serta seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini. 

"Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini" kata sang dosen. 

Mendengar jawaban sang dosen, beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan ketika dosen itu berbicara.

"Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika anda tidak mampu menjawabnya, sudah pasti nilai anda hanya C atau D" ungkap sang dosen. 

Semua berdecak, Riri pun bertanya kepadanya lagi, "Kenapa Pak?"

Jawab sang dosen itu sambil tersenyum, "Hanya yang peduli pada orang-orang sekitarnya saja yang pantas jadi dokter."

Lalu sang sang dosen pergi membawa tumpukan kertas jawaban ujian itu sambil meninggalkan para mahasiswa dengan wajah yang masih tertegun. 
Pesan Moral: 
Peduli merupakan langkah awal untuk menjadi pemberi manfaat bagi orang lain serta penyelesai masalah di masyarakat. Dan peduli, sudah seharusnya menjadi milik semua orang, bukan hanya dokter. Jadi, soal ujian Riri nomor ke 10 di atas, kiranya juga menjadi soal ujian untuk kita semua. Maka seberapa pedulikah kita? sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan yang ada disekitar kita. Semoga cerita di atas menjadi hikmah untuk kita. 
Post by Peluang Usaha
Read more >>

A Dream

Bermimpi dan cita-cita adalah satu fase, tapi jangan harap itu akan terwujud jika tak ada determination dan kerja keras!

Read more >>

Berat Segelas Air



Pada suatu hari Saat Stephen R. Covey mengajar tentang Manajemen Stress, kemudian ia bertanya kepada para peserta kuliahnya, "Menurut anda, kira-kira berapa berat segelas air ini?"

Jawaban para peserta sangat beragam, mulai dari 200 gram sampai 500 gram.

"Sesungguhnya yang menjadi masalah bukanlah berat absolutnya. Tetapi berapa lama anda memegangnya" ungkap Covey.

"Jika saya memegangnya selama satu menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama satu jam, lengan kanan saya akan sakit. Jika saya memegangnya selama satu hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya" lanjutnya.

"Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat. Jika kita membawa beban terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu terasa meningkat beratnya" ungkap Covey.

"Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut. Istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban kita, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sehari-hari, tinggalkan beban pekerjaan anda, Jangan bawa pulang, Beban itu dapat diambil lagi besok" lanjutnya.
Pesan Moral: 
"Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak. Setelah beristirahat, nanti dapat diambil lagi. Hidup ini sangat singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini kadang tak dapat dilihat atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di dalam hati kita" kata Covey.
Post by Peluang Usaha
Read more >>

Jendela Kereta Api



Hari itu, di kereta api terdapat seorang pemuda bersama ayahnya. Pemuda itu berusia 24 tahun, sudah cukup dewasa tentu.

Di dalam kereta, pemuda itu memandang keluar jendela kereta, lalu berkata pada Ayahnya, "Ayah lihat, pohon-pohon itu sedang berlarian."

Ada sepasang anak muda yang duduk didepannya melihat pemuda 24 tahun tadi dengan kasihan. Bagaimana tidak, untuk seukuran usianya (24 tahun), kelakuan pemuda itu tampak begitu kekanakan.

Namun seolah tak peduli, si pemuda tadi tiba-tiba berkata lagi dengan antusiasnya, "Ayah lihatlah, awan itu sepertinya sedang mengikut kita!"

Kedua pasangan muda itu tampak tak sabar, lalu berkata kepada sang Ayah dari pemuda itu, "Kenapa Anda tidak membawa putra Anda itu ke seorang dokter yang bagus?"

Sang Ayah hanya tersenyum, lalu berkata "Sudah saya bawa, dan sebenarnya kami ini baru saja dari rumah sakit. Anak saya ini sebelumnya buta semenjak kecil, dan ia baru mendapatkan penglihatannya hari ini."
Pesan Moral: 
Setiap manusia di planet ini memiliki ceritanya masing-masing. Jangan langsung kita men-judge seseorang sebelum kita mengenalnya benar. Karena kebenaran yang sesungguhnya bisa mengejutkan kita. Selalu berprasangka baik kepada setiap orang, karena itu yang diajarkan nabimu, dan itulah cara yang baik untuk hidup.
Post by Peluang Usaha
Read more >>