Sabtu, 09 Februari 2013

Kisah Uang Rp 1.000 dan Rp 100.000

Uang kertas Rp. 1000 dan Rp. 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama di cetak serta di edarkan oleh Bank Indonesia. Secara kasat mata mereka memang tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Secara bersamaan mereka di buat, keluar, dan beredar di tengah-tengah masyarakat melalui Bank Indonesia.

Beberapa bulan kemudian, secara tidak sengaja mereka bertemu di salah satu dompet seorang anak muda. Kemudian, terjadilah percakapan di antara mereka.

Rp. 100.000 bertanya kepada Rp. 1000, "kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor, dan bau?"

Lalu di jawab oleh Rp. 1000, "karena setelah aku keluar dari Bank, aku langsung berada di tangan orang-orang bawah, dari tukang becak, tukang ojek, tukang parkir, penjual sayur, penjual ikan, bahkan sampai di tangan pengemis."

Lalu uang Rp. 1000 bertanya kembali kepada Rp. 100.000, "kenapa kamu masih tampak kelihatan seperti masih baru, rapi, dan bersih?"

Di jawab oleh uang Rp. 100.000, "karena begitu aku keluar dari Bank, aku langsung di sambut wanita-wanita cantik, dan aku beredar di mall, restoran mahal, atau hotel berbintang. Keberadaanku sangat di jaga dan terkadang jarang keluar dari dompet."

Lalu uang Rp. 1000 bertanya lagi, "pernahkah kamu mampir di tempat ibadah?"

"Belum pernah" jawab Rp. 100.000.

Lalu Rp. 1000 pun berkata, "ketahuilah, meskipun keadaanku sekarang seperti ini, namun setiap hari aku selalu mampir di kotak-kotak amal, berada di tangan-tangan anak yatim. Bahkan, aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidaklah di pandang sebagai nilai oleh para manusia, namun aku di pandang sebagai manfaat."

Akhirnya, menangislah Rp. 100.000, karena ia tersadar telah merasa besar, hebat, tinggi, bernilai, tapi tidaklah begitu bermanfaat selama ini.

♪Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat buat sesama♪

Post By Peluang Usaha
Read more >>

Kejernihan Pikiran

Alkisah, ada pasangan muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan. Suatu pagi, sewaktu sarapan, si istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.

"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri. "Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."

Suaminya pun menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.

Sejak hari itu, setiap tetangganya menjemur pakaian selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.

Seminggu telah berlalu.

Sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya "Coba lihat suamiku, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya?"

Sang suami pun berkata, "Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita."

Sang istri terdiam.
Pesan Moral: 
Begitulah kehidupan, Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela), lewat mana kita memandangnya 
Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita. Jika PIKIRAN kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita. Jika PERKATAAN kita bersih (baik), maka bersih (baik) pula PERBUATAN kita. 
Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita. Jika ingin hidup kita berkembang, maju, dan sukses (bersih / baik). Maka kita harus menjaga hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita tetap baik. Karena itulah segalanya. 
HATI menentukan PIKIRAN, PIKIRAN menentukan PERKATAAN dan PERBUATAN
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Pelajaran Tahu Diri

Saya mengenal beberapa orang yang tampil amat bersahaja. Kita sebut saja salah-satu diantaranya adalah Pak Eddy.

Hal yang paling menakjubkan dari Pak Eddy ini, meskipun dia adalah pemilik salah-satu perusahaan besar di Indonesia, dengan karyawan belasan ribu orang, dia selalu tampil bersahaja. Dia sering tidur di pabrik, bermalam menemani karyawannya lembur, tampil dengan pakaian sederhana, sepatu sederhana, tidak segan memakai seragam buruh, makan bersama dengan karyawannya di kantin, berkeliling pabrik dan kantor memeriksa karyawan, bertanya, dan hal-hal kecil lainnya. Tentu saja itu bukan pencitraan, perusahaan itu milik dia 100%, bahkan mau ditutup sekalipun terserah dia. Pak Eddy tidak memerlukan pujian siapapun dengan tampil sederhana, jadi dia melakukannya karena dia memang sesimpel itu.

Nah... terkadang hal ini justru memunculkan situasi menggelikan, se­kaligus mengharukan. Banyak orang salah paham, menyangka Pak Eddy ini hanya karyawan biasa. Salah-satunya adalah kenapa saya menuliskan cerita ini.

Begini ceritanya:

Pada suatu hari, ada seorang anak muda (pintar sekali anak muda ini, baru lulus dari kampus paling elit, jurusan elit), diterima sebagai management trainee di perusahaan tersebut. Itu jalur penerimaan yang baik, besok lusa, kalau berprestasi, maka dengan cepat anak muda ini bisa naik pangkat jadi manajer, terus naik ke atas.

Pada hari ketiga dia bekerja, dia sibuk mempelajari banyak bahan tentang perusahaan tersebut. Membaca dokumen-dokumen yang akan terkait pekerjaannya. Pagi itu, dia ingin memfotokopi salah-satu dokumen SOP (Standar Operational and Prosedur) pabrik, celingak-celinguk di meja kerjanya, lewatlah Pak Eddy yang baru datang, tanpa membawa tas mahal, tanpa dikawal ajudan, bersahaja. Anak muda kita ini salah paham, dia kira ini karyawan OB, pesuruh yang datang pagi-pagi sekali, maka langsung berseru, "Pak, bisa fotokopi dokumen ini."

Pak Eddy menoleh, diam sejenak, lantas tersenyum, mengangguk.

"Fotokopi dari halaman sekian ke halaman sekian."

Anak muda kita ini memastikan. Pak Eddy mengangguk.

Lima menit berlalu, Pak Eddy kembali membawa hasil fotokopian. Si anak muda ini, entah apa yang di kepalanya, justru meminta di fotokopiin lagi dokumen yang lain. Pak Eddy tersenyum, lagi-lagi mengangguk. Kantor masih relatif sepi, jadi tidak ada yang segera memberitahu anak muda jagoan kita ini, bahwa dia telah melakukan kesalahpahaman super fatal. Petugas mesin fotokopi pun baru datang saat Pak Eddy kali kedua mengoperasikan mesin fotokopi, bergegas bilang biar dia saja. Pak Eddy tersenyum, tidak usah, toh selama ini dia sering melakukannya sendiri.

Lima menit berlalu, Pak Eddy kembali menyerahkan hasil fotokopian. Si anak muda itu yang lagi sibuk membaca dokumen hanya bilang, "letakkan saja di atas meja, pak" bahkan tanpa merasa perlu bilang terimakasih.

Pak Eddy mengangguk, lantas beringsut pergi.

Tidak ada yang tahu situasi itu hingga sore harinya. Saat jadwal karyawan baru management trainee dikenalkan ke presiden direktur perusahaan oleh bagian HRD. Betapa pucat pasi anak muda kita ini. Bersalaman dengan tukang fotokopinya tadi pagi.

Nah, kenapa saya bilang mengharukan, karena tidak sedikit pun Pak Eddy mengungkit hal tersebut. Hanya tersenyum, menepuk bahu si anak muda, bilang, "Selamat bekerja, Nak."

Hingga esok lusa, hingga esok lusanya lagi, tidak diungkit-diungkit. Kisah ini diketahui saat si anak muda ini dengan penuh penyesalan, di sesi feedback anak-anak MT dengan HRD, mengakui dia telah melakukan hal bodoh tersebut.

Kisah ini benar-benar terjadi. Kejadian tersebut memang hanya salah paham. Namanya juga anak baru, dia belum kenal siapapun dan dalam pemahaman orang-orang tertentu mungkin wajar-wajar saja dia menyuruh-nyuruh OB / pesuruh.
Pesan Moral: 
Selalulah pandai-pandai membawa diri. Salah satu kebijaksanaan yang semakin sering diabaikan oleh orang-orang yang serba ingin cepat, serba ingin praktis saat ini adalah 'Pelajaran tahu diri'. 
Lupa untuk mengukur diri sendiri. Lupa untuk sering-sering bertanya: Siapa kita? Apa sih kita?
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Jangan Cuma Bermimpi, Bertindaklah

Alkisah, ada seorang anak muda sering merenungkan nasibnya. Dari pagi hingga siang kerjaannya hanya memperhatikan orang memancing ikan di sebuah dermaga.


Pada saat itu, ia memperhatikan seorang bapak tua sedang memancing dan hasil pancingan paling banyak diantara pemancing-pemancing lainnya.

Anak muda itu berkata "Jika saya bisa medapatkan ikan seperti bapak tua ini, saya pasti akan menjualnya dan mendapat uang yang banyak."

Lalu sang bapak tua menghampiri anak muda itu dan berkata "Nak, ikan ini saya berikan sebagiannya kepada kamu, tapi engkau harus membantu saya memegang kail ini selama saya pergi, karena saya harus menjemput cucu saya."

Selama dua jam tanpa sadar anak muda ini ternyata memperoleh tangkapan yang jauh lebih banyak di banding tangkapan bapak tua sebelumnya.

Selagi asyiknya ia memancing, bapak tua itu pun kembali bersama cucunya. Dengan semangat dan girang anak muda itu menunjukkan hasil tangkapan yang banyak.

Bapak tua itu tersenyum dan berkata, "Lain kali jika kau menginginkan sesuatu janganlah hanya menunggu dan bermimpi, hanya tindakan nyatalah yang dapat mewujudkannya."
Pesan Moral: 
Salah satu hal terpenting untuk membedakan antara impian dan angan-angan adalah tindakan untuk memulainya. 
Seorang PECUNDANG banyak bermimpi tanpa tindakan, Seorang PEMENANG mempunyai MIMPI namun mencoba mewujudkan keinginan itu melalui tindakan. 
Dunia adalah milik mereka yang mempunyai impian besar dan berusaha mewujudkannya melalui tindakan nyata. Bukan menunggu dan hanya bermimpi tanpa ada tindakan. 
APAKAH ANDA MASIH MEMPUNYAI MIMPI ??
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Allifa Joeant

ALLIFA JOEANT, santri TK BAZRA Sragen ini berhasil meraih Juara III Lomba Hafalan Al-Qur'an dalam Gelar Generasi Robbani yang diselenggarakan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Divisi TK Kabupaten Sragen, Sabtu 9 Februari Tahun 2013. Allifa yang lahir 27 Oktober 2006 saat ini tinggal di Banjar Asri RT.01/RW.10 Nglorog, Sragen. Ia rajin belajar dan sudah banyak hafalan Al-qur'an lho...

Read more >>

Percayalah pada Diri Sendiri


"Kesempatan Anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri."
Read more >>

Sedikit Mengenang Kebersamaan Kita

Februari...
banyak orang bilang ini bulannya kasih sayang, bulan penuh cinta, dan hari ini tiba-tiba anganku kembali ke akhir februari tahun lalu, entah kenapa... 

ya, bulan itu...

masih kuingat ketika kita kembali bertemu dan tegur sapa setelah sekian tahun tanpa komunikasi dan tidak pernah bertemu, mungkin terakhir dalam ingatanku kamu sms ketika aku wisuda, berarti itu bulan oktober 2010, emm... bukan ternyata, kita pernah bertemu di pertengahan 2011 ketika acara HIMA yang mengundang mantan pengurusnya untuk sekedar sharing dan berbagi pengalaman, tapi kamu datang dengan adik angkatan dan akhirnya kutau dari teman-teman kamu memang sedang dekat dengannya

sudahlah... lagi pula memang sudah kuhapus namamu dari hatiku saat itu 


# akhir Februari 2012

entah dari mana kita kembali dekat, aku hanya ingat malam itu ketika kamu datang ke proyek karena ada seorang teman angkatan kita yang datang ke jogja, dan malam itu kita pergi makan malam bersama
ini adalah pertemuan pertama kita setelah sekian tahun tidak bertemu, dan cerita-cerita ketika masih menjadi mahasiswa menjadi tema obrolan malam itu 

# Maret 2012 

beberapa hari setelah malam itu, entah angin apa yang membuatmu menelponku, menanyakan kabar, menanyakan apa aku sudah makan belum, mungkin hanya sekedar basa-basi saja atau kamu benar-benar memikirkanku saat itu 
sore itu, akhirnya aku mengiyakan ajakanmu pergi jalan berdua, hanya untuk makan sore bersama, di warung dekat jembatan merah yang aku lupa namanya, ya... disana masih kuingat ketika kamu mencari korek untuk menyalakan rokok, tapi aku melarangnya, aku memintamu untuk tidak merokok didekatku kalau kita sedang berdua
awalnya kamu menolaknya... susah kan, pait kalau habis makan terus tidak merokok, itu alasanmu, tapi aku tetap memintamu untuk tidak melakukannya di dekatku, karena aku akan susah bernafas alasanku, dan kamu pun menuruti untuk tidak merokok waktu itu 

beberapa hari setelah hari itu, kita kembali pergi berdua, dan lagi-lagi pergi makan, kali ini di daerah klebengan (mungkin ini menjadi salah satu tempat favorit karena kemudian berkali-kali kamu mengajakku makan disana)
sebelum berangkat... aku ingat kamu berniat membawa sisa rokok di atas tv, dan kamu kembali bertanya, boleh tidak bawa rokok, dan aku tetap pada jawabanku, boleh saja kamu bawa, tapi tolong jangan merokok di dekatku, dan akhirnya kamu memilih tidak membawanya

setelah hari itu, tidak pernah lagi kulihat ada rokok dikamarmu, dan tak pernah melihatmu merokok ketika kita hanya berdua 

# April 2012

bulan ini adalah pertarunganmu sebagai mahasiswa tingkat akhir, mulai dari seminar, penelitian dan akhirnya sidang pendadaran, waktu kita bersama juga sedikit berkurang, walau sebenarnya aku juga ingin menemanimu, tapi apa dayaku, pekerjaan di proyek juga menyita waktuku, hanya sms-sms ringan sekedar pengingat yang selalu kita kirimkan, dan sesekali pergi bersama untuk bertemu walau sebentar 

# Mei 2012 

awal bulan...
kamu memintaku menemanimu untuk mengurus pendaftaran adikmu tes kuliah lagi, dan aku menemanimu mengurusnya, ini awal kedekatanku dengan adikmu, ternyata dia orang yang sama ketika beberapa tahun lalu kamu mengajakku ke kosnya buat ngantar tiket, jaman awal-awal adikmu kuliah di jogja 
sore itu aku kembali ke kos, hanya untuk sekedar mengobrol dan menanyakan tentang ujianmu, ya... ujian sarjanamu, ingin sekali aku datang memberimu semangat di hari itu, tapi kamu tidak pernah memintaku untuk datang, ya sudahlah... doa dan sms-sms semangat dariku mungkin sudah cukup bagimu 
sore itu juga kuceritakan kepadamu, kalau aku mau berangkat ke Bali karena ada undangan seminar disana, kulihat ada sedikit kekuatiran (mungkin) dari obrolan sore itu, acara apa... sama siapa... naik apa... berapa hari... ya, pertanyaan-pertanyaan standar ketika orang berpamitan mau pergi 
ada rasa kuatir dalam diri ketika itu, kuceritakan padamu kalau aku cuma 2-3 hari disana, pergi naik pesawat dan pulang naik bis, rasa takut akan ketinggian menyerangku, dan kamu meyakinkanku kalau tidak akan terjadi apa-apa, sudah... duduk saja dan berdoa, pasti akan aman-aman saja 

pernyataan yang sama juga kamu katakan ketika datang ke rumah menjemputku untuk mengantarku ke bandara, karena memang aku memintamu untuk itu, kamu kembali meyakinkanku, dan cerita ke ibu pengalaman naik pesawat, ya... kamu memang lebih sering naik itu ketika pulang mudik 

dan memang benar, syukur alhamdulilah tidak terjadi apa-apa, dan aku pulang dengan selamat ke Jogja lagi 

24 Mei 2012, hari itu... tepat dimana kamu melepas kembali status mahasiswa, ya... itu adalah 2nd graduation'mu 
ingin sekali aku berada disampingmu, tapi apa daya undangan masuk ke gedung hanya berlaku untuk 2 orang, dan kamu berikan ke adikmu dan temannya 
pernah kamu bertanya, undangan ini sebaiknya untuk siapa, adik apa aku, tapi kukatakan berikan saja ke adik dan temannya, kasian juga kalau temannya ditinggal sendiri, berat untuk mengiyakan, tapi akhirnya kamu berikan juga undangan itu ke adikmu
jujur, aku ikut merasakan kesedihan itu, apalagi ketika kamu bercerita dimana teman-temanmu ketika keluar selesai acara langsung disambut keluarganya, mendapat pelukan dari kedua orang tua mereka, dan pacarnya mungkin, aku tau kamu benar-benar mengharap ada keluargamu datang, tapi apa dayamu, bapak barusaja diterima kerja lagi dan tidak dapat ijin dari atasan, ibu baru menemani kakak perempuanmu yang habis melahirkan, dan abangmu juga tidak dapat ijin dari kantor, hanya adik sepupu yang bisa datang karena kebetulan dia sedang ada tes di jogja untuk melanjutkan studinya 
ya... kalau kamu mengatakan tidak apa-apa dan mencoba menerima kenyataan itu, tapi aku merasakan kesedihan itu, aku juga menginginkan mendampingimu, tapi apa dayaku...
kehadiranku hanya mengisi separuh hari bersamamu, ketika kamu ingin merayakan harimu dengan acara makan-makan, selain itu juga mengantar adik sepupu dan temannya untuk pergi ke borobudur, aku ada untuk menemanimu
akhirnya kita pergi ke borobudur dan mampir makan siang di rumah makan pringsewu
di borobudur... dari kejauhan aku melihat sebatang rokok di tanganmu, deg. sedih rasanya ketika melihatmu merokok lagi, perasaan yang sama ketika beberapa hari sebelumnya di pantai parangtritis, kamu juga melakukannya, walau cuma sebatang tapi tetep nyesek saja rasanya, memang aku tidak berhak melarangmu sepenuhnya, karena aku memang bukan siapa-siapa 
pulang dari borobudur, kita mampir sebentar ke rumah teman kecil adikmu, yang kebetulan dia tinggal ikut kakaknya di magelang, ada rasa kekhawatiran darimu saat itu, ketika kamu mengingatkan untuk mengabari ibu kalau masih di magelang, bahkan kamu memberikan hp'mu untuk memintaku menelepon ibu, tapi ku katakan tidak apa-apa, aku sudah pamit dan ibu mengiyakan, ya... ada sedikit kelegaan di matamu mendengar jawabanku
sepanjang perjalanan dari berangkat sampai pulang tak hentinya ibumu telfon meminta foto anak bungsunya ketika wisuda, aku tau mungkin ibu juga menginginkan beliau ada disini, melihatmu, menatap langsung anak bungsunya memakai toga dan mendapat gelar sarjananya, mungkin foto itu akan menjadi obat rindunya karena tidak bisa berada disampingmu
akhirnya kamu putuskan untuk mampir ke duta foto di jalan solo 
hampir jam 10 malam, ada orang berfoto memakai pakaian wisuda, mungkin aneh pikir fotografernya saat itu, tapi tak apalah, demi menyenangkan ibumu aku pasti mendukungmu
akhirnya kamu pun mengantarkanku pulang, karena sudah malam dan adikmu sudah mengantuk cuma kamu saja yang turun dari mobil, karena kebetulan parkir di gang belakang rumah
sampai di rumah, ketemu sama ibu, dan minta maaf karena mengajakku pergi sampai malam, kata ibu gak apa-apa, asal pamit dan jelas perginya, ibu juga mengucapkan selamat buat wisudamu hari ini, semoga semakin sukses katanya, dan kamu mengamininya lalu pamit karena kasihan yang menunggu di mobil 

beberapa hari setelah itu, akhirnya jadi juga foto kita bersama, ketika kupandangi fotomu sendirian saat memakai toga, aku melihat ada yang aneh, kuperhatikan lagi dengan teliti, ternyata... kamu cukur kumis dan janggutmu, pantes saja ada yang lain, dan aku tidak menyadarinya, padahal kamu sudah mengatakannya dan cerita banyak teman-temanmu yang bilang kalau kelihatan muda, dan baru kusadari hal ini setelah hampir seminggu kamu mencukurnya, ini aku yang bodoh atau memang tidak peduli sebenarnya, entahlah... 
malam itu ketika kita kembali makan bersama setelah pulang dari ngantar oleh-oleh dan adikmu pamit mau pulang, kembali kuperhatikan wajahmu, ternyata benar... ada yang berbeda, dan aku hanya senyum-senyum sendiri waktu itu 

# Juni 2012 

hari itu, kembali kita pergi makan malam karena kamu ingin berbagi gaji pertamamu, kali ini di dekat kampus UNY, kuliner karangmalang (tempat favorit juga karena beberapa kali kita makan disana) 
ditengah kita makan, ada telfon dari bibimu, menanyakan kabar adikmu yang katanya barusaja kecelakaan, deg. langsung saja kamu kepikiran, seperti orang bingung dan cemas, apalagi ketika kamu mencoba telfon adikmu dan tidak dijawabnya, ku katakan... habiskan dulu makanmu, baru kita ke asrama, semoga tidak terjadi apa-apa, kalaupun luka ya jangan parah 
akhirnya, ada kabar juga dari adikmu, katanya kalau dia tidak apa-apa, cuma luka kecil tapi butuh beberapa jahitan di kaki, dan sekarang tidak di asrama tapi di tempat kos temannya, ada sedikit kelegaan ketika mendengar kabar itu, tapi tetap saja kamu kepikiran 
akhirnya kita pulang ke kos ambil helm dan pergi cari kos teman adikmu yang katanya di depan amplas, lega juga setelah bertemu langsung dan melihat keadaannya, ternyata benar cuma lecet di kaki, tapi emang butuh beberapa jahitan untuk menutup lukanya 
ada sisi lain yang ku lihat waktu itu, kamu yang cuek, ternyata sangat peduli sama adik-adikmu, padahal kamu anak bungsu yang kebanyakan selalu lebih manja, ternyata kamu lain, saking cemas dan perhatiannya sama adikmu, bahkan sejam kita disana berapa kali ku dengar kamu menasehati adikmu, bukan melarang tapi musti hati-hati lagi, apalagi ini di tempat orang, tak usah lagi naik-naik motor, kalau kayak gini siapa juga yang rugi, sakit sendiri kan... kata itu yang kudengar hampir berulang-ulang, sampai aku sendiri bosan, apalagi kalau jadi adikmu, pasti pengen kabur saat itu juga 

besoknya, kembali aku mampir ke kos, dan kini hp mu berbunyi, giliran ibu yang menelfon, katanya paket sudah sampai 
ada percakapan antara ibu dan anak setelah bertanya bagaimana kabar masing-masing dan semuanya mensyukuri kalau sehat-sehat saja, ditanya ibu, siapa yang kirim kue, trus siapa yang ada di foto... jawabmu teman bu, ditanya lagi siapa, anak mana... kamu bilang teman dari kampus lama, anak jogja saja 
mungkin ada pertanyaan dari ibu tentang siapa aku, kenapa ada aku bersama di fotomu, apa pacar apa cuma teman, karena kudengar kamu samar-samar bilang teman bu, aku juga belum bilang ke dia memastikan ke dia tentang hubungan ini 
pernah kamu berikan hpmu untuk ngobrol langsung dengan ibu, tapi aku malu, bingung mau ngomong apa, nyesel juga setelah itu, kenapa aku menolaknya, padahal ini kesempatan untuk mengenal keluargamu, tapi sudahlah... kalau memang berjodoh pasti ada saatnya untuk berkenalan lagi dengan keluargamu 
ada permintaan dari ibu untuk memintamu kembali pulang, tapi kamu memilih untuk tetap disini beberapa bulan, mencoba mencari pengalaman kerja disini, atau mungkin karena ada aku (mengharap), dan akhirnya ibu mengikhlaskan untuk mengiyakan permintaanmu 
ada sedikit kelegaan ketika kamu memilih untuk tetap disini sementara, karena aku masih ingin dekat denganmu, tapi ternyata aku salah... waktumu untuk mencari kerja membuatmu sedikit menjauh dariku, entah apa alasanmu tapi aku merasa demikian 
intensitas pertemuan kita sudah tidak sesering dulu, aku merasa kamu berubah, ingin ku bertanya tapi kuurungkan niatku, mungkin kamu butuh waktu untuk sendiri dulu, dan aku memberikan waktu itu, bukan karena aku juga ingin menjauh, tapi karena egoku, aku bukan tipe orang yang mudah bertanya, kamu kenapa... tapi aku lebih sering mendengar dan memberikan solusi pendapat, dan inilah aku, tidak akan memulai untuk bertanya, walau jujur aku sangat-sangat kepikiran dan mencemaskanmu, mungkin gengsi karena aku wanita jawa, dan juga tidak ada kejelasan status kita, jadi lebih baik aku diam dan memberimu waktu untuk sendiri sesuai pilihanmu

21 Juni 2012, hari ini aku ulang tahun, ingin rasanya kamu ada menemaniku, tapi egoku terlampau tinggi untuk menghubungimu, dan akhirnya aku membiarkan hari itu berlalu tanpa hadirmu 
sedih juga rasanya, tapi aku sadar, kita bukan siapa-siapa, dan tak ada keharusan untuk kamu selalu ada menemani hariku, termasuk hari ini 
ternyata aku salah, besoknya... sehari setelah ulangtahunku, tiba-tiba kamu sms, entah kamu tahu dari mana aku tak perduli, kamu mengucapkan selamat dan berdoa semoga impianku dimudahkan dan dilancarkan, wow... ternyata kamu masih perduli terhadapku, dan kubalas... terimakasih karena ternyata kamu mengingatnya, dan terimakasih juga doanya semoga dikabulkan, amien... 

# Juli 2012 

4 Juli 2012, hari ini giliran kamu yang bertambah usia, dengan sedikit keberanian aku sms dan mengucapkan selamat dan berdoa untuk kamu berharap lebih baik dan diperlancar usahamu, dibalasnya... tau dari mana... tapi terimakasih doanya, semoga dikabulkan (haha... bukan saya orangnya kalau tak tau, kalau sudah sayang pasti akan dicari semua infonya, hanya sekedar untuk mengetahui saja, tapi lagi-lagi pasti akan lebih memendam rasa sayangnya dari pada menanyakan kejelasannya) 
sore itu tumben-tumbennya kamu sms, menanyakan besok ada waktu tidak, pagi-pagi tapi... kalau tidak sibuk mau minta tolong rencananya, dan aku mengiyakan permintaanmu, karena memang besok aku menganggur setelah sekian minggu proyek selesai, dan sedang tidak banyak kerjaan
ternyata kamu memintaku mengantar ke tempat tes, kutanyakan kenapa tidak minta antar temannya saja, ternyata kalian sedang perang dingin ceritanya, ya sudahlah... toh sudah lama juga kita tidak bertemu, mungkin ini waktunya untuk kembali bertemu lagi pikirku 

5 Juli 2012, pagi-pagi aku sudah sampai di kosmu, ternyata sahabatmu juga ada disana, kagetlah aku... kenapa juga ada dia, dan kenapa tidak minta antar dia saja, muncul kembali pertanyaan-pertanyaan itu dalam hatiku 
ternyata kamu meminta sahabatmu pulang dan memilih aku yang mengantarmu, mungkin kamu merasa tidak enak karena pagi-pagi sudah menyuruh cewek datang trus dibiarkan begitu saja (mungkin... itu pikiranku saat itu), ternyata dari ceritamu baru ku tahu kalau kalian memang sedang perang dingin, dan egomu sedang beraksi, hanya sedikit kata-kata yang menyinggungmu dan itu membuatmu tidak nyaman dengannya, tapi itulah kamu... egomu yang terlalu tinggi juga, tapi aku yakin beberapa jam pasti kalian juga rujuk lagi, kan pasangan serasi (haha)
pagi itu... kulihat kamu sholat Dhuha sebelum berangkat tes, hampir kuteteskan air mata saat itu, dan ikut berdoa semoga permohonanmu dikabulkan dan dimudahkan jalanmu, jujur aku bangga melihat laki-laki yang aku sayang, duduk bersujud diatas sajadahnya, satu nilai lebih di mataku 
akhirnya, aku antar kamu tes di UGM dan berdoa semoga dimudahkan usahamu 
sehabis mengantar kamu tes, ada kebingungan yang melanda, mau kemana setelah ini... kembali ke kos jelas tidak mungkin, apa kata teman-temanmu kalau aku disana pagi-pagi, masak kesana mau numpang tidur lagi, gak etis lah... akhirnya kuputuskan untuk pergi ke toko buku togamas, ternyata aku sedang tidak beruntung, tokonya masih tutup karena masih terlalu pagi juga aku kesana, kembali berpikir mau kemana aku... kuputuskan untuk mencari warnet saja, dan motorku pun berhenti di warnet jalan solo, tapi sebelum masuk warnet, kembali aku berpikir kenapa tidak ke rumah sahabatku saja, kan dekat kalau dari sini, ku coba sms dia, dan ternyata dia ada di rumah, akhirnya... aku urungkan niatku masuk warnet dan kembali menaiki motor ke arah PJKA 
beberapa menit kemudian, sampailah aku di depan rumahnya, dan ku parkirkan motorku kemudian ku ketuk pintunya, ternyata dia baru mandi kata omnya, haha... terkejutlah dia ketika tau aku tiba-tiba sudah di depan pintu, padahal sms terakhir baru saja dikirimnya 
cuma mampir sih niatnya, karena tak tau harus kemana lagi, akhirnya aku seharian disana, bantu-bantu bikin roti, karena memang hari itu sedang ada pesanan, lumayanlah buat menghabiskan waktu menunggumu 
siang menjelang sore pun tiba, dan kami kelaparan, ku ajak dia makan bakso di warung dekat tikungan ke arah PJKA, akhirnya makan sianglah kami disana, sebelum berangkat ada sms darimu, menanyakan posisiku dimana, baru mau makan balasku, apa mau minta dijemput sekarang... enggak kok masih menunggu hasil katamu, nanti pulang bareng teman saja, baiklah... kabari lagi kalau sudah mau pulang, karena kunci kamarmu masih kubawa kataku 
selesai makan, aku pamit pulang ke sahabatku, dan aku pun sampai ke kosmu beberapa menit sebelum kamu pulang, istirahat sebentar, sambil cerita pengalamanmu hari ini, dan lagi-lagi aku setia mendengar dan sedikit berkomentar 
hari semakin sore, dan kamu pun lapar, pengen makan bakso tapi ku tolak, karena aku barusaja makan bakso, masak mau makan bakso lagi... akhirnya kita kembali lagi pergi berdua, hanya untuk makan di bakso pak narto, tapi aku lebih memilih untuk makan soto saja, dan hari itu kuhabiskan waktu bersamamu setelah sekian hari tanpa ada komunikasi 

# Agustus 2012 

awal bulan yang bertepatan dengan pertengahan ramadhan, lagi-lagi tanpa kabar dan komunikasi dari mu, bahkan kamu memutuskan resign di cv tempatmu kerja pun aku tak tahu
tiba-tiba... siang itu kamu sms, kok tumben-tumbennya pikirku, ku buka smsmu, ternyata isinya kamu pamit mau pulang, sedih... pengen nangis rasanya siang itu, kenapa lama tak ada kabar, sekalinya kasih kabar sms pamitan mau pulang, berarti mungkin memang ini pertanda kalau kita tak mungkin bersama, dan kamu memilih untuk pulang 
kuikhlaskan kamu untuk pulang, kembali ke rumah orangtuamu, dan aku tetap memintamu untuk selalu komunikasi, paling tidak kirim kabarmu lewat sms, dan kamu mengiyakan dan sekali lagi minta maaf karena mendadak memberi tahunya 
ya sudahlah... dan akhirnya kamu pun pulang ke rumahmu, tanpa kita bertemu walau cuma semenit saja, berat tapi harus ikhlas dan tetap berdoa kamu baik-baik saja dan tidak melupakanku 

# September 2012 

awal bulan... ada pengumuman pendaftaran CPNS, dan kali ini ada di daerahmu yang membuka lowongan, apalagi untuk jurusan kita yang terbilang sangat langka, 1 untuk tenaga pengajar dan 3 untuk teknisi murni 
pengin rasanya aku mencoba peruntungan disana, tapi kupikir-pikir kalau cuma 1 peluangnya, pastilah lebih di nomor satukan putera daerah, akhirnya aku urungkan niatku untuk kesana 

akhir bulan... kamu tiba-tiba sms, kasih kabar kalau kamu sudah di jogja lagi, wow... sungguh tak ku percaya, akhirnya kita kembali bertemu

siang itu, aku mampir sebentar ke kos, dan kita kembali bertemu tapi aku merasa ada jarak diantara kita, entah hanya perasaanku saja atau memang demikian, dan kamu kembali sibuk dengan hari-harimu mencari kerja, daftar sana daftar sini, dan lebih banyak waktumu bersama teman-teman seperjuangan di kampus barumu, ya... aku memberikan waktu itu, aku pun mundur perlahan memberimu kesempatan bersama mereka 

# Oktober 2012 

pertengahan bulan, ada sedikit kabar dari bosku untuk mencari supervisor di bidang listrik, karena cv tempat ku bekerja kebetulan sedang mencoba peluang untuk proyek di semarang, aku pun menawarkan posisi itu padamu, dan kamu mengiyakan untuk mencobanya 
tetapi di hari yang sama, ada telfon panggilan dari perusahaan tempat kamu mencoba melamar, memang perusahaan ini telah menerimamu di tahun lalu, tapi kamu menolak karena masih ingin fokus menyelesaikan sarjanamu, dan sekarang mereka kembali memintamu untuk bergabung, kamu minta pendapatku bagaimana baiknya... aku bilang, kalau memang kamu mantab ya sudah diambil saja peluang ini, toh ini nyata, kalau tempatku kan masih baru maju tender jadi belum pasti 
setelah bernegosiasi dengan pihak perusahaan, akhirnya kamu pun mantab menerima tawaran mereka untuk bergabung, dan akupun ikut senang mendengarnya, ada sedikit perasaan haru saat itu, hampir saja aku menangis, bukan karena kita tidak jadi bekerja bersama, tetapi akhirnya kamu dapat kerja, dan bisa membahagiakan orangtuamu 
kamu cerita tentang pandangan posisi kerjamu nantinya, dan penempatan 3 bulan untuk training di solo, aku melihat tawa bahagiamu ketika itu, dan akupun ikut bahagia dan selalu mendukung setiap langkahmu 

akhir bulan, sehari sebelum kamu berangkat ke solo, aku meminta sedikit waktumu untuk menemaniku, rencananya aku hanya mau memintamu untuk membantuku membawa berkas-berkas yang harus diserahkan ke kantor waskita karena aku tidak bisa membawanya kalau sendiri, dan kamu menyanggupinya 
kamu membantuku membawa berkas-berkas itu, dan selesailah tugasku di kantor, dan selanjutnya giliran kamu yang balik memintaku untuk mengantar ke lempuyangan buat cek jadwal kereta ke solo besok pagi, ternyata... jadwal kereta sudah berubah, sudah tidak ada yang berangkat pagi, dengan perasaan bingung aku tawarkan pilihan-pilihan padamu untuk berangkat dengan kereta malam kemudian tidur di tempat adik, atau berangkat besok pagi tapi naik bis, atau coba telfon teman-temanmu siapa tahu ada yang bersedia mengantarmu 
kamupun mencoba menelfon seorang sahabat, dan dia merelakan meminjamkan motornya buat kamu pakai untuk berangkat, ya... sudah aman berarti, jalan keluar masalah sudah terpecahkan 
sore harinya, kamu berencana karaoke bersama sahabat-sahabatmu, yang kebetulan mereka satu almamater kita dulu, dan aku mengenalnya, mereka mengajakku untuk ikut dan aku pun mengiyakannya, karena aku tau, mungkin ini terakhir kita bersama 

# November 2012 

kamu pun berangkat ke solo, beberapa hari disana masih ada kabar darimu, termasuk ketika kamu pergi ke jakarta, masih kamu kirim kabar walau hanya ngobrol chat di fb 
kabar-kabar darimu juga ku tau dari fb mu, karena sama sekali tak pernah kamu kirimkan sms lagi 

# Desember 2012 

masih tanpa kabar darimu, kamu pulang ke jogja pun aku tak tahu, dan kita sama sekali tanpa komunikasi lagi 

# 1 Januari 2013 

akhirnya... hari ini aku tahu dan melihatnya sendiri, kamu datang ke acara pernikahan salah satu sahabat kita tidak sendiri, sudah ada seseorang yang mendampingimu 
memang aku tidak menyapamu hari itu, walau dari jauh jujur ingin menyapa dan berjabat tangan, tetapi... apa dayaku, aku masih mencoba menetralkan hatiku dan mencoba mengikhlaskanmu, dan aku yakin pasti bisa kembali melupakanmu, semoga... 

***

akhirnya ini terulang lagi... kisah lama yang dulu terjadi 

dulu... beberapa tahun lalu... 

tahun 2006... ketika kita dekat tapi tak ada respon dariku, karena waktu itu ada 2 orang laki-laki yang mencoba mendekatiku, ya... mereka itu kamu dan sahabatmu, jujur aku telah memilihmu, tapi karena aku tahu kalian bersahabat, dan tidak mungkin aku merusaknya, lebih baih aku mundur saja, tidak memilih salah satu diantara kalian berdua 
beberapa bulan setelah itu, aku mulai sibuk dengan tugas kkn pplku, sehingga membuat aku jarang ke kampus, suatu hari aku meluangkan waktuku karena kebetulan ada undangan dari HIMA untuk acara makrab angkatan 2006, dan aku mendapati kenyataan kamu dekat dengan salah satu adik angkatan kita, yang kebetulan aku mengenalnya, bahkan sangat dekat dengannya waktu itu 
sungguh tak percaya, tapi aku mencoba ikhlas dan menerimanya, karena memang sudah ku putuskan untuk memilih menjauh darimu dan kuterima semua konsekuensinya termasuk kamu dekat dengannya

tahun 2009... ketika aku tahu kalau kalian berpisah, dan kamu pulang ke daerah asalmu, kembali ada komunikasi diantara kita, mungkin waktu itu aku berpikir kita kembali dipertemukan, tetapi itu hanya angan-anganku kalau kita mungkin bisa bersama karena jarak yang memisahkan kita terlalu jauh 

tahun 2010... kamu kembali lagi ke jogja untuk meneruskan studimu, tapi kali ini tanpa kabar, aku hanya tahu kalau kamu memang disini, tetapi tak pernah ada kabar langsung darimu, hanya sekali ketika adikmu wisuda yang kebetulan waktu itu aku juga wisuda, dan waktu yang hampir bersamaan wisuda kami pun tertunda karena ada musibah meletusnya merapi, dan kamu bertanya dimana tempat sewa toga karena kalian berencana berfoto dan mengirimnya ke rumah, hahaha... sungguh konyol pikirku 

tahun 2011... kita kembali bertemu sekali waktu acara di HIMA dan aku tahu kamu sedang dekat dengan adik angkatan juga waktu itu 

dan tahun 2012... 

kita kembali bertemu dan dekat lagi setelah sekian tahun aku berhasil melupakanmu, memang kita dekat, dan mungkin banyak orang mengira kalau kita pacaran, tapi aku tak pernah mendengar pernyataan itu langsung dari mu, memang sikap mu dan sikap ku mengarah kesana, tapi tak ada komitmen janji yang terucap, dan memang ada seseorang lain dihati ku waktu itu 

jujur... 
masih ku ingat ketika kita bersama... sekedar makan malam karena memang itu yang sering kita lakukan, istirahat tidur di kos, menemanimu mencari sepatu, pulang hujan-hujan 
masih ku ingat ketika kamu menawarkan menjadi imam sholatku, walau itu cuma sekali saja karena kamu memang mengakui kalau belum siap dan grogi ketika jadi imam 
masih ku ingat ketika kamu bangunkan tidurku, kemudian tanganmu di atas kepalaku, memberi kekuatan untuk segera bangun 
masih ku ingat ketika kamu menyediakan minum dan roti untukku berbuka puasa, karena kebetulan aku sedang puasa saat itu 
masih kuingat hari-hariku bersamamu... 

dan hari ini... aku mencoba kembali mengikhlaskanmu untuknya, dan menerima kenyataan kalau kita tidak bersama lagi 

satu doaku, jangan kamu sakiti hatinya, apapun itu, ini pilihanmu dan aku ikhlas, walaupun kita tak bersatu tapi aku tak mau kita jauh, termasuk komunikasi dengan adik-adikmu, karena aku juga sudah mengenal mereka 

jujur, ketika aku menulis ini semua di hari ini bukan untuk mengingat semua tentang kamu, tetapi aku mencoba menghapus bayang-bayangmu dari anganku dan saatnya menggantikan posisimu dengan yang lain, karena aku percaya ini hanya sebuah tulisan yang mewakili hatiku, dan lewat tulisan ini aku percaya kamu akan berakhir di anganku dan kupendam di dasar hati ini 

dan ini saatnya aku bangkit... menghapusmu dari anganku dan menggantimu dengan orang lain, bismillah aku yakin pasti ada jalan baru, dan kisah-kisah baru di hari-hariku 

semoga kita selalu bahagia dengan pilihan masing-masing, amien :)

Jogja, awal februari 2013
coretan.riaya
Read more >>