Jumat, 29 Maret 2013

Jujur Itu Penting

Read more >>

Tips dan Kiat Memulai Sebuah Bisnis yang Sukses

Memulai sebuah bisnis memang bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dilakukan. Perlu tenaga, biaya serta usaha yang terus-menerus dan berkesinambungan guna membuat usaha tersebut semakin maju. Akan tetapi satu hal lagi yang tak kalah penting dalam memulai sebuah bisnis yang sukses adalah analisa yang jitu. Analisa tersebut melingkupi beberapa hal yang berkaitan dengan usaha yang dilakukan, diantaranya yaitu perhitungan untung rugi yang berkala, kemajuan dari usaha tersebut serta perkembangan trend yang berlaku.

Sebuah paradigma yang berkembang mengatakan bahwa untuk memulai sebuah bisnis yang baik haruslah dengan modal yang besar, pada kenyataannya justru usaha yang bisa berkembang bukanlah berarti usaha yang harus selalu dimodali dengan dana yang besar, tapi usaha yang berkembang adalah usaha yang menunjukan grafik yang cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Dan hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan masalah pendanaan.

Nah, melalui artikel sederhana bertema tips sukses memulai sebuah bisnis, saya ingin memberikan beberapa tips sukses dalam memulai sebuah bisnis agar bisnis anda semakin bertumbuh dan maju di masa depan. Nah, tips-tips serta kiat-kiat apa saja yang perlu diperhatikan dalam rangka memulai sebuah bisnis?? Berikut adalah rangkumannya:
  • Melakukan analisa yang baik perihal perkembangan bisnis anda di masa mendatang Lakukan analisa berapa keuntungan yang bisa anda dapatkan dengan bisnis anda di masa mendatang. Sebagai contoh acuan atau barometer dari sebuah usaha yang baik adalah usaha tersebut bisa menghasilkan keuntungan kurang lebih 20% pertahun dari jumlah modal. Lalu bagaimana jika bisnis yang anda lakukan tidak berjalan dengan mulus, bahkan cenderung mengalami kerugian?? Segeralah perbaiki dan cari letak kesalahan dan kekurangannya. Jika letak kesalahannya berada pada sistem manajemennya, maka segeralah diperbaiki. Namun, jika ternyata perbaikan tersebut tidak membuahkan hasil dan usaha yang anda jalani terus mengalami kerugian, maka tidak ada salahnya jika anda melepasnya dan menjualnya untuk kemudian mencoba berbisnis di bidang lain dibanding dengan meneruskan usaha yang jelas sudah tidak produktif lagi. Namun sebelum melakukannya diperlukan analisa dan pemikiran yang matang karena jangan-jangan usaha tersebut justru akan jadi trend di masa mendatang.
  • Bisnis anda layak tumbuh dan bisa bersaing dan memiliki masa depan depan yang jelasAnalisa dan cari tau informasi terkini perihal produk yang ingin anda jual. Bisnis yang paling baik adalah bisnis yang memang anda minati dan kuasai. Namun tak ada salahnya jika anda mengkombinasikannya dengan trend yang sedang berkembang, kemudian tambahkan nilai plus pada produk anda dibandingkan produk-produk serupa dipasaran agar bisa lebih kompetitif. Misalnya saja anda ingin menjual handphone, maka hendaklah disesuaikan dengan handphone yang memang sedang trend pada masa sekarang jika anda tidak ingin usaha anda gulung tikar. Namun, jika anda terbentur dengan modal yang kecil, mungkin bisnis aksesoris akan jauh lebih menjanjikan karena bisnis aksesoris tidak memiliki 'pakem-pakem' khusus dan akan senantiasa marak penggemar selama produk anda terlihat menarik, cantik serta inovatif. Dan siapa tau justru anda bisa menjadi trend-setter dari bisnis ini.
  • Bisnis anda bisa berjalan dengan atau tanpa andaJika anda telah membuat sebuah bisnis yang sukses, tentu akan secara otomatis anda akan kembali membuat bisnis lainnya yang lebih menguntungkan untuk bisa memperoleh aset yang lebih banyak dibandingkan jika anda hanya mengandalkan pada satu bisnis saja. Nah, untuk memulai sebuah bisnis kembali tentulah anda akan mengalihkan perhatian, waktu serta fokus anda pada bisnis kedua. Nah, disinilah anda harus melakukan analisa apakah bisnis anda yang lama dapat ditinggalkan untuk sementara waktu agar anda bisa mengelola bisnis anda yang kedua atau tidak. Jika anda merasa bisnis lama anda bisa terancam jika ditinggalkan, maka ada baiknya jika anda menundanya terlebih dahulu atau mencari orang lain yang bisa dipercaya untuk mengelolanya, bisa jadi orang tersebut adalah rekan atau mitra bisnis anda, orang terdekat anda ataupun orang lain yang anda menurut anda memiliki kemampuan sehingga anda bisa latih (training) untuk mengelola bisnis lama anda agar bisa berjalan tanpa anda.
Demikianlah beberapa kiat sukses dalam memulai sebuah bisnis. Semoga bermanfaat dan semoga bisnis anda semakin berkembang pesat.

Sumber : detik.com
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Timbal Balik

Read more >>

Semangat mencari Yang Terbaik

Read more >>

Mulai Berwirausaha dengan Sikap Mental Berbeda

Ketika seseorang mulai berbisnis, tentu banyak ketakutan dan kendala yang dihadapi. Takut kehilangan kemapanan sebagai pegawai, yang sudah pasti terima gaji pada setiap bulan, takut kehilangan fasilitas dari kantor, hingga takut tidak dapat memenuhi kehidupan keluarga.

"Sebenarnya yang paling membuat orang tidak berdaya adalah mental," ujar motivator dan wirausahawan Tung Desem Waringin.

Sikap mental ini sangat terkait erat dengan masa lalu seseorang. Dia bercerita, ada pegawai negeri yang sebenarnya hendak memulai berwirausaha, tetapi tidak berani memulainya. Selidik punya selidik, ayahnya yang pegawai pernah berwirausaha tetapi ditipu mitra bisnisnya dan akhirnya bangkrut. Sejak saat itu ayahnya mengatakan bahwa berwirausaha itu penuh risiko dan tidak menyenangkan, lebih baik menjadi pegawai karena akan menerima gaji tetap.

"Apa yang dia dengar, dia lihat dan dia rasakan sangat melekat pada benaknya. Sikap mental ini selalu menghambat dia untuk melangkah menjadi wirausahawan. Bagaimanapun dia mengikuti pelatihan, tidak akan membuatnya menjadi berubah menjadi wirausahawan sebelum hambatan mental itu dibongkar," kata Tung lagi.

Bagaimana membongkar sikap mental ini??

"Perubahan memang memerlukan proses. Proses ini berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Tetapi, perubahan itu akan terjadi jika ada alasan yang sangat kuat," kata Tung.

Berbincang dengan diri sendiri.

Perbincangan dengan diri sendiri (self talk) juga berpengaruh terhadap sikap mental seseorang. Jika salah mengarahkan, akan menjadi negatif dan malahan membuat tembok halangan menjadi lebih tebal lagi.

Pertanyaan seperti "Bagaimana kalau berusaha lalu bangkrut??" itu merupakan pertanyaan yang biasa diajukan ketika seseorang mau berwirausaha. Pertanyaan ini dapat diubah menjadi "Apa ruginya jika tidak memulai bisnis dari sekarang??" atau "Apa untungnya jika memulai bisnis dari sekarang??"

"Itu bisa dijawab, kalau memulai dari sekarang, jika bisnis gagal maka masih ada waktu untuk memperbaikinya, keuntungannya, jika bisnis berhasil, kesempatan untuk menikmatinya juga lebih panjang," kata Tung yang juga pernah menutup beberapa bisnisnya karena prospeknya tidak baik.

Dia juga menekankan, sesama wirausahawan sebaiknya tidak menganggap wirausaha lain sebagai saingan yang harus dijegal. Sebaliknya, wirausaha lain harus dirangkul dan diajak bekerja sama untuk bersama-sama maju.

"Kesalahan yang sering saya amati adalah para wirausahawan ingin cepat mendapatkan untung dalam jangka pendek. Padahal, berusaha itu merupakan proses dan harus dilihat dalam jangka panjang. Orang yang sukses berbisnis mampu melihat keuntungan jangka panjang ketimbang jangka pendek," kata Tung lagi.

Sumber: KOMPAS
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Jejak Sidik Jari Pada Karya / Pekerjaan Anda


Manusia sering dilanda kekhawatiran jika hasil jerih payahnya diklaim oleh orang lain. Wajar. Apa lagi dizaman serba serobot seperti saat ini. Oleh karenanya, saya mengajak Anda untuk membubuhkan sidik jari pada setiap pekerjaan Anda. Mungkin yang dimaksud adalah 'membubuhkan tanda tangan' barangkali ya?

Saya memang dengan sengaja mengajak Anda untuk membubuhkan 'sidik jari' pada setiap hasil karya Anda. Mungkin kurang lazim, tetapi itulah yang sedang saya serukan. Tanda tangan Anda, bisa dengan mudah ditiru oleh orang lain. Tetapi, sidik jari Anda tidak bisa tergantikan. Jika Anda berhasil membubuhkan sidik jari itu, maka percayalah; tak satupun tindakan Anda yang bisa berpindah tangan kepada orang lain. Dan seluruh tindakan Anda berikut hasilnya akan menjadi milik Anda sepenuhnya. Apakah itu berhubungan dengan urusan kantor, maupun hal lainnya dalam kehidupan Anda.

Steve Jobbs adalah salah satu contoh pribadi yang berhasil membubuhkan sidik jarinya melalui kreasi jenis-jenis huruf yang begitu kaya dan nyaman untuk dibaca. Kita menyebutnya sebagai font kaligrafi. Dengan kaligrafi itu Anda bisa memilih beragam jenis huruf, dengan gaya, ukuran dan model yang beragam. Meski sang maestro itu sudah tiada, tapi 'sidik jarinya' tetap melekat pada setiap komputer dan gadget dengan merk maupun sistim operasi apapun. Steve Jobbs dan para penemu serta pemikir lainnya adalah contoh orang-orang yang berhasil membubuhkan 'sidik jarinya' pada hasil karyanya. Yaitu mereka yang berhasil meninggalkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan umat manusia. Setiap orang, bisa seperti mereka; jika bersedia mengerahkan daya dirinya. Karena setiap pribadi telah dibekali dengan potensi diri yang memadai, untuk menjadikan dirinya berharga. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar membubuhkan sidik jari pada pekerjaan kita, saya ajak memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
  • Menunjukkan keunikan pribadi
Sekarang kita sudah tahu bahwa sidik jari setiap orang berbeda. Bukan saja secara fisik, melainkan juga secara simbolik. Misalnya, Anda bisa merasakan mengapa masakan dengan resep yang sama memiliki cita rasa yang berbeda jika dibuat oleh koki yang berbeda. Pekerjaan yang sama memiliki kualitas yang berbeda jika dikerjakan oleh karyawan yang berbeda. Kalimat yang sama terdengar berbeda ketika diucapkan oleh orang yang berbeda. Jadi secara kodrati, kita ini benar-benar berbeda lho. 
Tapi, mengapa kita sering sekali meniru orang-orang disekitar kita? Mereka hijau, kita hijau. Biru, ya ikut biru. Mereka malas ikut malas. Mereka rajin? Nah, barulah kita berbeda. Kita cenderung untuk mengikuti saja yang orang lain lakukan. Padahal kita tahu, dengan cara yang sama; kita akan mendapatkan hasil yang kurang lebih sama. Makanya kita tahu siapa si peramah, dan siapa si pemarah. Siapa si rajin, dan siapa si malas. Itulah identitas diri. Jika kemudian kita hanya menyamakan diri dengan orang lain, maka itu artinya kita membunuh karakter pribadi yang tertuang dalam keunikan diri kita sendiri. Perhatikanlah. Bahkan jika kita sama ramahnya dengan orang lain. Garis senyum di bibir kita berbeda dengan mereka. Karena sidik jari kita, menempel dalam keunikan pribadi kita.
  • Menghargai diri sendiri
Misalkan Anda memiliki seekor sapi seberat satu ton, lalu memotongnya. Jika Anda mendapatkan 200 kg daging yang bisa dijual seharga Rp 50.000 per kilo. Kulitnya laku 250.000, sedangkan kepala, tulang dan ekornya diborong seharga 750.000. Maka harga sapi itu adalah Rp 11.000.000,-. Nilai seekor sapi, ditentukan oleh harga jual organ tubuhnya. Tidak lebih dari itu. Lantas, bagaimana menentukan harga seorang manusia?? 
Seberat-beratnya Anda, tentu bobotnya tidak seberat sapi. Jadi mungkin tidak setinggi itu. Makanya, harga manusia tidak ditentukan oleh daging tulang dan kulitnya, melainkan oleh apa yang bisa dikontribusikannya kepada dunia. 
Oleh sebab itu, orang-orang yang menghargai dirinya sendiri bisa dicirikan dari perilakunya sehingga hidupnya memiliki makna. Jika Anda melakukan sesuatu yang besar manfaatnya, maka nilai atau harga diri Anda tinggi. Tetapi, jika Anda tidak melakukan sesuatu yang bermakna maka nilai diri Anda juga tidak seberapa. Banyak orang yang merasa dirinya tidak dihargai. Namun faktanya, semua orang yang bisa berkontribusi pada lingkungannya sangat dihargai. Orang yang banyak beramal, juga dihargai. Orang yang rajin berbagi ilmu dihormati. Orang yang gemar menolong dicintai. Jelas sekali jika harga diri kita dibandrol oleh sumbangsih kita kepada lingkungan. Dan setiap tindakan kita baik atau buruk adalah jejak sidik jari yang menentukan harga diri kita sendiri.
  • Membuat hasil karya yang autentik
Anda pernah membeli suatu produk branded yang tidak asli?? Misalnya, celana jeans, Tas, Jam tangan atau pulpen. Branded, tapi tidak asli. Ketika menggunakan benda-benda branded itu, apakah Anda merasakan bedanya dengan yang asli?? Meskipun 'tampak luarnya' mirip, namun benda-benda yang asli memiliki 'taste' dan 'touch' yang benar-benar berbeda. Anda yang mengetahui hal itu, pasti dapat dengan mudah membedakan mana yang asli dan mana yang aspal. Anda tahu, bahwa kualitas tidak bisa dimanipulasi oleh label. Itulah makna kata dari autentik. Sesuatu yang autentik hanya bisa ditiru secara fisik, tetapi tidak bisa dijiplak secara intrinsik. Makanya, seseorang hanya bisa meniru hasil karya orang lain, tapi tidak akan bisa memberikan 'jiwa' yang sama kedalam hasil karya jiplakannya. 
Kenapa sih harus begitu?? Iya, karena setiap pribadi itu autentik. Kenapa setiap pribadi harus autentik?? Supaya bisa menghasilkan karya yang juga autentik. Keautentikan suatu hasil karya melekat erat dengan kepribadian sang pembuatnya. Dan karena jiwa kita autentik, maka kita bisa meletakkan sidik jari kita dengan cara mengerjakan setiap tugas sepenuh jiwa kita. Itulah yang kita sebut sebagai 'penjiwaan'. Jika kita bisa 'menjiwai' setiap Proses atau Tindakan atau Usaha yang kita lakukan, maka bisa dipastikan jika kita akan mampu membubuhkan sidik jari kita pada karya yang dihasilkannya. Dan untuk itu, Anda tidak perlu menjiplak hasil karya orang lain. Cukuplah dengan menjadi pribadi yang autentik melalui penjiwaan terhadap setiap pekerjaan.
  • Mendapat tempat dimanapun
Pergilah ke belahan bumi manapun. Sidik jari Anda tetaplah sama. Jika sidik jari itu ditemukan dibelantara Papua, maka profilnya akan sama dengan jejak yang ditemukan di hutan Amazon dari sidik jari yang sama. Yang namanya berkarya, tidak hanya mengenal satu lokasi tertentu, atau saat kita sedang berurusan dengan orang-orang tertentu. Artinya, nilai kebaikan yang bisa kita bangun sama universalnya dengan rahasia yang tersimpan dalam sidik jari kita. 
Saat melakukan kebaikan, Anda tidak membeda-bedakan agama, atau kebangsaan. Karena kebaikan diperuntukkan bagi semua umat manusia. Anda juga tidak perlu terhalang oleh tempat. Misalnya, kita sering mengira jika kantor tidak lebih dari sebuah tempat untuk mencari nafkah. Padahal, justru dikantorlah kita punya kesempatan yang banyak untuk berlatih dan menampilkan diri menjadi pribadi yang baik. Kadang, kita baik dengan orang yang baru dikenal. Tapi tidak baik kepada orang yang setiap hari bekerja disamping kita. Begitu juga di rumah. Kita ramah kepada orang lain. Tapi ada ganjalan di hati saat harus berbuat sama ramahnya terhadap pasangan hidup kita. Sidik jari kita secara konsisten berlaku dimana saja. Maka sewajarnya nilai-nilai kebaikan kita juga sama konsistennya dimana saja.
  • Memberi tanda secara netral
Sidik jari kita adalah bukti bahwa kita pernah 'bersentuhan' dengan sesuatu. Dalam soal hasil karya, itu adalah bukti kepemilikan. Dalam soal perbuatan, itu adalah tanggungjawab atas konsekuensi yang ditimbulkannya. Bukan hanya pekerjaan baik yang meninggalkan jejak sidik jari kita. Pekerjaan yang buruk pun demikian. Sayangnya, kita masih sering mengira bahwa perbuatan buruk kita bisa ditutup-tutupi hingga tidak ketahuan. Istilahnya, bisa cuci tangan untuk menghapuskan jejak sidik jari yang menempel disana. Keliru jika kita mengira bisa menghapuskan jejak keburukan itu. Karena dalam kitab suci, Tuhan telah berfirman; "Apakah manusia mengira Kami tidak akan mengupulkan kembali tulang-belulangnya??" Ayat ini ditujukan kepada mereka yang mengira bahwa keburukan perilakunya bisa disembunyikan. 
Lalu Tuhan meneruskan: "Bahkan Kami mampu menyusun kembali jari jemarinya dengan sempurna." Ayat itu menegaskan bahwa sidik jari kita, tidak pernah bisa dihapus. Apakah dalam perbuatan baik kita. Ataupun dalam perbuatan buruk kita. Maka ayat ini juga mengingatkan kita agar ’tidak sembarangan’ menggunakan tangan kita untuk melakukan sesuatu yang buruk. Karena jejaknya, akan dikumpulkan kembali pada hari pembalasan. 
Sidik jari kita bisa menandai setiap hal yang kita lakukan. Dengan sidik jari itu, setiap orang yang baik memiliki jaminan bahwa segala kebaikan yang pernah dilakukannya tidak akan pernah bisa diklaim oleh orang lain. Itu akan tetap menjadi miliknya selama-lamanya. Maka orang-orang baik tidak perlu risau jika seseorang menjiplak, atau menyerobot hasil karyanya. Dia bisa bertenteram hati untuk terus berbuat baik tanpa harus khawatir tidak kebagian buahnya. Sebaliknya, setiap orang yang berperilaku buruk dijamin bakal mendapatkan balasan dari setiap keburukan yang dilakukannya. Maka orang-orang yang pernah berbuat keburukan perlu sadar, bahwa semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. Karena dalam setiap perbuatan kita, menempel jejak sidik jari kita.
Mari Berbagi Semangat!!

Penulis: Dadang Kadarusman
Post By Peluang Usaha
Read more >>