Kamis, 28 Februari 2013

Check Up

Suatu hari, seorang pria berkisah "Untuk pertama kalinya saya pergi ke sebuah klinik untuk melakukan check-up kesehatan ROHANI. Ternyata, saya menderita beberapa penyakit."

Berikut ini hasil dari checkup-nya:
  • Ketika tekanan darah saya diukur, hasilnya ternyata saya memiliki kelembutan hati yang rendah.
  • Ketika suhu tubuh saya diukur, termometernya menunjukkan derajat kegelisahan hampir mencapai 40 derajat celsius.
  • Ketika jantung saya diperiksa dengan Electro Cardiogram, ternyata saluran arterinya tersumbat oleh berbagai kekecewaan, kesedihan, kesepian, kemarahan, dan dendam, sehingga memerlukan operasi bypass.
  • Ketika ke bagian ortopedi, saya diberitahu bahwa tulang-tulang saya banyak yang retak karena tersandung oleh rasa cemburu dan iri. Pantas saja, saya tidak dapat berjalan di sisi saudara-saudara saya dengan nyaman dan sayapun tidak bisa merangkul sahabat-sahabat saya.
  • Ketika saya memeriksakan mata saya yang mulai terganggu, diketahui penyebabnya adalah karena saya hanya melihat kekurangan-kekurangan orang di sekitar saya, sehingga kemampuan mata saya untuk melihat hal-hal yang lebih indah dan baik mulai tertutup.
  • Ketika saya mengeluh mengenai pendengaran saya yang mulai berkurang, terapis di sana menyarankan saya untuk mulai latihan mendengar suara Tuhan dan sesama manusia, setiap hari, agar pendengaran saya lebih sensitif.
Setelah menjalani semua pemeriksaan itu, saya mendapatkan konsultasi gratis untuk mengobati semua penyakit saya tersebut. Obat yang diberikan adalah obat alami yang murah meriah. 

Setiap hari saya harus mengkonsumsi: 
  • Segelas penuh rasa SYUKUR atas segala yang saya miliki.
  • Sesendok rasa KEDAMAIAN.
  • Satu pil KESABARAN, satu cangkir rasa PERSAUDARAAN dan satu piring KERENDAHAN HATI.
  • Sedosis CINTA.
  • Setiap malam sebelum tidur harus minum sebuah tablet SUARA HATI yang jernih, serta sebuah pil ANTI KESEDIHAN dan KEPUTUSASAAN karena peristiwa-peristiwa yang saya alami hari ini.
  • Tidur berselimutkan DOA dan HARAPAN.
Kini saya sudah sembuh dan bisa menjalani aktivitas dengan lebih baik.
Pesan Moral: 
Cerita ilustrasi di atas adalah cara penyembuhan yang sangat murah karena kekuatan terbesar sebenarnya ada pada diri kita sendiri. 
Silakan mencoba, Salam Terkasih...
Dari Sahabat untuk Sahabat.
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Bersyukur adalah Anugerah bagi Jiwa yang Ikhlas

Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.

Di musim kemarau, merindukan musim hujan.
Di musim hujan, merindukan musim kemarau.

Yang berambut hitam, mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang, mengagumi yang hitam.

Diam di rumah, merindukan bepergian.
Setelah bepergian, merindukan rumah.

Ketika masih jadi karyawan, ingin jadi wirausahawan supaya punya waktu bekerja yang bebas.
Begitu jadi wirausahawan, malah ingin jadi karyawan, supaya enggak pusing.

Disaat waktu tenang, ingin mencari keramaian.
Namun disaat waktu ramai, ingin mencari ketenangan.

Saat masih single, ingin punya suami ganteng / istri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng / istri cantik, justru malah ingin yang biasa-biasa saja, agar tidak cemburu / takut selingkuh.

Saat punya anak satu, mendambakan banyak anak.
Ketika sudah punya banyak anak, mendambakan satu anak saja.
Pesan Moral: 
Kapan kebahagiaan akan kita dapatkan kalau kita selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki. 
Jadilah pribadi yang selalu bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki. 
Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini. Jangankan bumi, menutupi telapak tangan saja sulit. Namun bila daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi. Begitu juga bila hati kita, apabila ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan di mana-mana. Bumi ini pun akan tampak buruk. 
Mari, jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil. Jangan pula menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sekecil pikiran buruk / negatif. Bila hati kita tertutup, maka tertutuplah semua. Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Sekaya Apapun atau Semiskin Apapun

Setiap orang sama dalam memiliki waktu 24 jam sehari, 60 menit dalam satu jam, dan 60 detik dalam satu menit, tak lebih dan tak kurang.

Namun, ada hal yang membedakan sehingga antara satu orang dengan yang lain bisa berbeda pencapaian. Semua bergantung pada bagaimana sikapnya dalam menghargai waktu. Bagi yang tahu persis bahwa waktu tak akan terulang, maka ia menganggap waktu sebagai investasi yang tak boleh disia-siakan. Sebaliknya, bagi orang yang kurang menyadari betapa berharganya waktu, ia akan terjebak dalam kubangan waktu yang terus melenakan diri dalam kemalasan, yang suatu saat akan berujung pada penyesalan.

Karena itu, biasakan diri menghargai waktu setiap hari. Bekerja giat, berjuang maksimal, berbagi dengan sesama, dan menjadikan hidup selalu penuh makna. Pastikan diri untuk menggunakan waktu hanya untuk hal-hal yang berguna dan membawa manfaat dalam kehidupan kita.

Sehingga, saat bagi kita sang waktu telah habis, kita pantang merasa takut. Sebab, kita tahu bahwa hidup yang telah dijalani penuh dengan hiasan indah setiap saat, yang akan menjadi bekal memperoleh kebahagiaan sejati yang abadi. :)

Post By Peluang Usaha
Read more >>

Semangat dan Terus Bersyukur

Read more >>

Otak Kiri VS Otak kanan

Read more >>

Intonasi Membedakan Maksud

Alkisah, pada suatu hari di sebuah desa kecil, seorang tukang kayu menerima sepucuk surat. Karena buta huruf, maka dengan tergesa-gesa ia mendatangi seorang penjual daging kenalannya, yang punya watak keras, untuk minta tolong membacakan surat. 

"Ini surat dari putramu!!" seru si tukang daging.

"Begini katanya: Ayah, aku sakit dan tidak punya uang sesen pun. Tolong kirimkan aku sejumlah uang sesegera mungkin. Putramu."

Demikianlah, surat itu dibacakan dengan suara yang keras dan nada yang kasar oleh si tukang daging.

Seketika si tukang kayu menjadi marah. Ia berkata, "Dasar anak tak tahu diri! Memangnya dia siapa, bisa memerintah aku, ayahnya? Jangan kira aku akan mengirimi dia sesenpun!

Dalam kemarahannya, ia kembali ke rumah. Tapi di perjalanan, ia bertemu sahabatnya, seorang penjahit yang bersuara lembut. Maka, ia pun bercerita tentang surat yang tadi.

"Coba kau lihat sendiri surat putraku ini!" katanya.

Si penjahit lalu membaca surat itu dengan suaranya yang lembut, tenang, dan jelas.

Tiba-tiba surat itu bermakna sangat lain.

Tukang kayu itu pun menjadi sedih. "Oh anakku yang malang!" katanya dengan cemas. "Ia pasti sangat menderita, lebih baik aku mengiriminya uang sekarang juga."
Pesan Moral: 
Pesan sangat tergantung pada cara penyampaiannya. Seringkali, konflik yang terjadi antara pasangan, sahabat, atau rekan kerja, muncul bukan karena ada masalah besar dan rumit yang tidak bisa dipecahkan. Namun karena kita tidak dapat mengatur cara menyampaikan suatu hal. 
Perlu diperhatikan: misalnya saat kita kurang setuju dengan pendapat seseorang, sebaiknya sampaikan dengan sabar, ramah, dan jelas. Maka yang mendengarnya akan lebih mudah menerima / mencerna dan pertentangan lebih bisa dihindari. 
Mari, belajar untuk bersikap lebih baik lagi dalam "membungkus" pesan yang ingin kita sampaikan.
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Selalu Optimis

Read more >>

Mimpi dan Berjuang

Dikisahkan, pada tahun 1867, hiduplah seorang ahli teknik kelahiran Jerman bernama John Augustus Roebling. Ia bermimpi membangun sebuah jembatan yang menghubungkan Kota New York dan Long Island. Impian John tidak mendapat dukungan bahkan ditertawakan oleh banyak temannya. Mereka mengganggap proyek itu adalah ide yang paling gila dan impossible. Maka, John pun hanya bisa berbagi impian dengan anaknya, Washington Roebling. Washington juga seorang ahli teknik. Ayah dan anak itu berjuang bersama untuk mewujudkan impian itu.

Ketika proyek itu baru berjalan beberapa bulan, terjadi kecelakaan yang fatal. Sayangnya, karena pertolongan yang terlambat, John Roebling tidak bisa diselamatkan. Sedangkan Washington, walaupun nyawanya selamat, tetapi mengalami cedera parah pada kepalanya yang membuatnya lumpuh dan tidak mampu berbicara. Namun, impaian ayahnya tentang "jembatan" tidak pernah padam dalam pikirannya.

Suatu hari, saat Washington terbaring tidak berdaya di tempat tidurnya, ia melihat cahaya matahari melewati jendela kamarnya, menyilaukan dan menyakitkan mata. Segera ditutupnya kelopak matanya, dan saat itu pula, muncullah sebuah kesadaran, "Hari ini aku masih bisa menikmati indahnya kilau mentari, artinya, Tuhan masih memberiku waktu untuk berbuat. Dan aku tidak boleh menyerah!"

Dengan sekuat tenaga ia berkonsentrasi penuh dan berusaha untuk menggerakkan satu jarinya. Usaha yang dilakukan berulang-ulang dengan semangat dan konsentrasi penuh, ternyata tidak sia-sia. Dia berhasil menggerakkan jarinya.

Perlahan-lahan, Washington mampu membuat kode untuk berkomunikasi dengan istrinya, Emily, melalui satu jari itu.

Walaupun begitu perlahan pada awalnya, dengan cara seperti itulah, Washington memberi petunjuk kepada Emily untuk melanjutkan pembuatan jembatan. Semua instruksi diberikan kepada Emily dan kemudian disampaikan lebih lanjut kepada para pekerjanya yang setia membantu mewujudkan impiannya. Begitu berulang-ulang. Mereka melalui berbagai kendala yang tidak sedikit jumlahnya. Butuh waktu panjang untuk berjuang dengan semua sisa kekuatan dan ketegarannya, dan butuh waktu selama 13 tahun untuk mewujudkan impiannya.

Akhirnya, pada tahun 1883, Jembatan Brooklyn (Brooklyn Bridge) berdiri megah di Kota New York, Amerika Serikat.
Pesan Moral: 
Cerita di atas merupakan sebuah contoh bahwa pikiran positif dan perjuangan nyata mampu memegang erat mimpi dan bisa mewujudkan apa yang sekiranya tidak mungkin menjadi mungkin. 
Betapa luar biasanya kekuatan pikiran manusia. 
Pikiran manusia bisa membuat hidup menjadi sengsara atau bahagia, gagal atau sukses, biasa-biasa saja atau luar biasa. Kalau kita mengikuti pikiran yang negatif, maka kehidupan kita isinya akan negatif pula. Hidup penuh kecemasan, pasif, ketakutan dan kekurangan. Namun jika kita mampu mengembangkan pikiran yang positif, optimis, dan senantiasa berpengharapan yang positif, serta punya komitmen tinggi dalam mewujudkan segala impiannya, maka kita akan hidup penuh gairah, syukur, gembira, sukses, dan bahagia setiap hari! 
Mari kita pilih hidup dengan pola pikir yang positif. Kita pilih hidup dengan aktivitas yang positif. Dan kita pilih agar kualitas kita hidup berguna bagi kita dan bagi banyak orang! 
Salam sukses, Luar Biasa!
Post By Peluang Usaha
Read more >>

Kekayaan dan Kebahagiaan

Dikisahkan, ada seorang karyawan yang masih muda usia, rajin, dan pekerja keras. Selama bekerja, pantang bagi dia tiba terlambat dan pulang lebih awal. Setiap hari dia berangkat pagi-pagi sekali dan tiba di rumah hingga larut malam. Hal itu dilakukan enam hari dalam seminggu selama bekerja di perusahaan itu.

Suatu hari, karena lelah dan ngantuk luar biasa, dia mengalami kecelakaan yang mengharuskannya beristirahat di rumah sakit. Di sana, dia bersebelahan ranjang dengan seorang pria paruh baya. Setelah saling bersapa, tidak berapa lama, mereka pun terlibat obrolan seru.

"Anak muda, dari ceritamu, bapak tahu kamu seorang pekerja keras dan bersemangat. Apa yang membuatmu begitu?" tanya pria tersebut pada si pemuda.

"Saya termotivasi oleh bos saya. Dia orang yang sangat sukses. Kelak saya pun ingin sukses seperti dia, maka saya meneladani sikap dan perilaku bos, agar suatu hari saya bisa sesukses beliau." Si anak muda menjawab dengan penuh semangat.

"Darimana kamu menilai kesuksesan bosmu?"

"Bosku di usia yang sangat muda sudah menghasilkan harta yang berlimpah, memiliki beberapa perusahaan, dan banyak karyawan. Punya relasi orang-orang hebat. Penampilannya juga sangat menawan, dia selalu berpakaian indah. Pokoknya aku sangat mengagumi dan mengidolakan dia."

Lalu, pria itu pun bertanya "Apakah bosmu adalah orang yang bahagia?"

Setelah terdiam sesaat, si pemuda menjawab "Em, saya kira tidak! Saya jarang sekali melihat atau mendengarnya tertawa. Bahkan tersenyum pun bukan hal yang mudah baginya. Dia menderita sakit maag akut. Keluarganya juga berantakan, istrinya pergi meninggalkan dia. Beberapa kali saya pernah ke rumah bos untuk mengantarkan dokumen dan lainnya. Biarpun rumahnya besar, megah dan mewah, tetapi terasa kosong, sepi, dan tampak suram."

Pemuda itu melanjutkan berbicara, "Pak, jujur saja, selama ini saya tidak pernah memikirkan tentang kebahagiaan. Bagi saya, sukses adalah kaya, hebat, dan keren. Tetapi, sekarang saya tahu, memiliki rumah dan uang yang banyak, ternyata tidak menjamin kebahagiaan."

"Lihatlah anak muda, Tuhan begitu sayang kepadamu. Kecelakaan kecil hari ini, memberimu waktu untuk berpikir dan membenahi diri. Kerja kerasmu selama ini adalah sikap yang baik dan positif, asalkan kamu tahu untuk apa itu semua. Ingin kaya tidaklah salah, tapi usahakan menjadi orang kaya yang bahagia!"
Pesan Moral: 
Memiliki kekayaan sebanyak apapun tidak menjamin kebahagiaan orang. Apalagi bila memperolehnya dengan jalan yang tidak halal atau melanggar hukum alam, hukum negara, serta mengorbankan nama baik dan kehormatan diri sendiri dan keluaga. Rasanya, semua nantinya akan sia-sia. 
Mari tetap semangat dalam berkarya dan berikhtiar dengan cara yang positif, baik dan halal! 
Bangun kesuksesan dengan seimbang tanpa mengesampingkan kebahagiaan diri sendiri apalagi keluarga.
Post By Peluang Usaha
Read more >>