Selasa, 26 Februari 2013

Think Big = Berpikir Besar

Makna dari T-H-I-N-K-B-I-G (berpikir besar) Dalam kehidupan:
Talent (bakat) dan Time (waktu), keduanya adalah hadiah dari Sang Pencipta
Hope, harapan untuk hal-hal yang baik dan jujur
Insight, wawasan yang diperoleh dari orang lain atau bacaan yang bermutu
Nice to all people berbuat baiklah pada semua orang
Knowledge (ilmu pengetahuan), itu adalah kunci kehidupan

Book (buku), bacalah buku sebanyak-banyaknya
In-dept, belajar dan perdalamlah keterampilan
God (Tuhan), Jangan lupa pada Sang Mahakuasa

Post By Peluang Usaha
Read more >>

Memilih Nama Bisnis yang Tepat


Halo sahabat!

Jika memulai usaha, sebuah nama merupakan hal yang sangat penting dan dapat menentukan kesuksesan bisnis. Setuju? Wira akan share tentang Tips Memilih Nama Bisnis yang Tepat. Yuk disimak! :)
  • Nama produk / perusahaan juga akan membangun keterkaitan emosi dengan calon pelanggan serta membentuk image tentang produk yang ditawarkan.
  • Pilihlah kata yang spesifik dan khas agar bisnismu mudah dikenali. Hindari nama yang terlalu umum seperti, 'Bakso Mas Dimas'. Bayangkan ada betapa banyak yang bernama 'Dimas' di Indonesia. Ini akan menyulitkan calon pelanggan untuk mengingat dan menemukan.
  • Hindari nama umum yang jelas menggambarkan jenis produk tertentu, seperti 'Usaha Layanan Antar Makanan Indonesia'.
  • Memilih nama bisnis lebih sulit daripada memilih nama anak. Orangtua lain tidak akan menuntut ke meja hijau jika memiliki nama anak yang sama.
  • Hindari nama yang mengandung lokasi jika memiliki rencana untuk mengembangkan bisnismu ke lokasi lainnya.
  • Lepaskan visi jangka panjang bisnis Anda dengan tidak membatasi jajaran layanan atau produk Anda di masa datang.
Nama bisnis yang sulit akan dilupakan oleh pelanggan. Hati-hati dalam memilih nama ya sahabat wira. Jadi, apa pilihan nama bisnismu, sahabat? :)

Read more >>

Koin 99

Alkisah,

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang raja yang sangat kaya. Akan tetapi, ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Dari hari ke hari, ia merasa hidupnya kian hampa. Repotnya, dia sendiri tak tahu apa yang menjadi penyebabnya.

Suatu pagi, ketika bangun dari tidur, Raja mendengar suara seseorang yang sedang bernyanyi. Karena penasaran, dia pun bergegas mendekati asal suara tersebut. Ternyata, suara itu berasal dari salah seorang pelayan kerajaan yang sedang membersihkan ruangan. Pelayan itu terlihat sangat menikmati hidupnya.

Dengan penasaran sang Raja bertanya: "Wahai Pelayan, rahasia apa yang engkau miliki, sehingga bisa begitu bahagia?"

Pelayan itu pun menjawab, "Tuanku Raja, hamba tidak memiliki apa-apa, kecuali keluarga yang bahagia dan penuh syukur."

Karena merasa penasaran dengan penuturan si Pelayan, sang Raja pun memanggil penasihat kerajaan yang bijaksana untuk dimintai saran.

Kata sang Penasihat, "Yang Mulia, saya yakin bahwa si pelayan itu belum masuk Koin 99. Untuk menjelaskannya, mohon beri hamba koin emas sejumlah 99. Nanti, koin emas ini akan hamba masukkan ke dalam tas, dan hamba letakkan di depan pintu rumah si pelayan."

Singkat cerita, tas yang sudah berisi koin 99 itu kemudian diletakkan di depan rumah si pelayan. Sang Raja sendiri dengan perasaan ingin tahu, ikut menantikan bagaimana kira-kira reaksi si Pelayan.

Pada saat si pelayan membuka pintu rumah, dia terkejut dan berteriak kegirangan karena menemukan tas besar berisi kepingan uang emas. Dengan tak sabar, si Pelayan pun mulai menghitungnya. Ternyata, hanya ada 99 keping uang emas—yang berarti tidak genap 100 keping. Lalu, pelayan itu pun mencari nya ke seluruh penjuru istana. Tetapi sia-sia saja, karena ia tetap tidak menemukannya. Jadi, dia bertekad akan bekerja lebih keras supaya dapat membeli 1 lagi koin uang emas sehingga jumlah uang emasnya bisa genap menjadi 100.

Karena begitu fokus akan ambisi dan pekerjaannya, berbeda dengan hari-hari sebelumnya, si pelayan tak lagi bernyanyi dan bersiul gembira. Wajahnya terlihat begitu serius dan murung. Terlihat perubahan yang sangat drastis dalam diri si pelayan.

Sang Penasihat pun menjelaskan hal ini kepada raja, "Tuanku, itu artinya, Pelayan itu telah bergabung dengan Koin 99, yaitu mereka yang memiliki banyak hal, tetapi merasa tidak bahagia. Mereka fokus bekerja untuk mengejar satu koin lagi supaya genap menjadi 100. Celakanya, dalam mengejar 1 koin ini, mereka lupa pada hal-hal lainnya. Mereka kekurangan waktu tidur, kekurangan waktu untuk keluarga, untuk lingkungan, serta kekuarangan waktu untuk kebahagiaan mereka sendiri. Terkadang, dalam mengejar satu koin emas ini, mereka rela mencelakai orang lain. Itulah yang hamba maksud dengan Koin 99, Yang Mulia."

"Wahai engkau Penasehat yang bijak, sekarang aku memahami maksudmu," jawab sang raja.

"Mulai sekarang kuputuskan, untuk menghargai setiap apapun yang aku miliki."
Pesan Moral: 
Sebagaimana si Pelayan dalam cerita tadi, tanpa kita sadari, kita pun sering terfokus hanya pada '1 koin' yang kurang, tanpa pernah bersyukur pada '99 koin' yang sudah kita punya. Padahal kita semua tahu, ada hal-hal yang tak ternilai harganya. Misalnya kesehatan, teman, sanak saudara dan keluarga. Bahkan kalau toh seandainya ada salah satu dari hal-hal tersebut tidak kita miliki, setidaknya kita masih memiliki umur dan waktu. 
Mari teman-teman, mengembangkan dan menjalankan semua aktivitas dengan modal rasa syukur dan bahagia. Sehingga di sepanjang jalan, kita bisa selalu ringan tangan berbagi kebahagiaan kepada sesama, terutama keluarga.
Post By Peluang Usaha
Read more >>