Saat usianya 15 tahun, ayahnya sakit keras dan tak kunjung sembuh. Mulai saat itu juga, ia harus mencari pekerjaan. Setiap hari libur, dia bekerja di pabrik elektronik sebagai pengecek sirkuit elektronik. Namun karena penghasilannya tak memadai, akhirnya dia keluar dari sekolah.
Suatu kali, ada seorang temannya yang mengajaknya bekerja sebagai bellboy di sebuah hotel mewah. Tawaran itu tak disia-siakannya. Tugas bellboy adalah mengangkat tas dan bawaan tamu dari mobil ke kamar hotel dan sebaliknya. Sebagai bellboy ia kerap mendapat uang tips. Hanya saja ada aturan, setiap uang tips harus disetorkan ke kepala portir.
Beberapa waktu kemudian, ada seorang tamu asing perempuan memberinya tips satu dolar, angka yang besar saat itu. Uang itu dia masukkan ke dalam sakunya dan di simpan. Ternyata kepala portir melihatnya. Dia pun dipanggil dan saat itu juga dipecat. Dia sempat mengemis agar dipekerjakan hingga pagi dan berjanji tak akan mengulanginya lagi agar dipekerjakan lagi. Namun dia tetap ditolak. Itu sangat menyakitkannya.
Dia tidak mau pulang karena takut ibunya tahu. Saat itu ayahnya sudah meninggal. Hanya saja ada satu kenangan yang selalu diingatnya selagi menjadi bellboy Suatu kali dia melihat seorang tamu mengendarai mobil bagus. Dia tak tahu kalau itu Rolls Royce. Tamu hotel itu turun dari mobilnya dan memerintahkannya untuk mencuci mobil itu. Dia pun mencucinya dengan senang hati. Begitu senangnya mobil itu sampai dia pun mengelapnya hingga Rolls Royce itu benar-benar kinclong.
Kenangan itu sangat membekas dan dia sangat mengagumi mobil itu. Karena itu, ketika pada hari berikutnya dia melihat Rolls Royce hitam terparkir di depan sebuah dealer, dia dengan serta merta melihatnya dan ingin tahu dalamnya. Lalu pintunya dia buka. Dia ingin mencoba duduk dan membayangkan dia yg mengendarai mobil itu.
Namun tiba-tiba satu hardikan datang dari belakang. "Apa yang kamu lakukan?!" bentak bos dealer itu.
"Tutup kembali pintu mobil itu. Orang seperti kamu, tidak pantas duduk di dalam Rolls Royce!!"
Hinaan itu sangat membekas. Dia selalu mengingatnya. Benarkah dia tak akan pernah bisa duduk di dalam Rolls Royce??
Setelah tidak menjadi bellboy dia beberapa kali mencoba pekerjaan lain, seperti salesman dan sopir taksi. Sampai suatu kali dia membaca iklan yang menawarkan pekerjaan sebagai aktor televisi yang akan dilatih akting terlebih dulu. Diapun mendaftar dan akhirnya diterima di TVB. Dia kemudian mendapat kontrak tiga tahun. Tak hanya itu, dia juga menjadi bintang film layar lebar dengan berperan utama di film The Bund (1980). Film itu sukses luar biasa dan karirnya melesat, sebagai bintang besar Hong Kong. Hingga saat ini, film demi film sudah dia bintangi.
Dia adalah: Chow Yun Fat.
Kini, ia sudah memiliki uang ia membeli mobil mewah. Tak hanya satu tetapi lima. Satu di antaranya adalah Rolls Royce.
"Saya selalu mengajak ibu saya jalan-jalan keliling Hong Kong dengan Roll Royce itu," kata Chow Yun Fat suatu ketika.
Namun mobilnya satu per satu ia jual. Ia tak nyaman memiliki banyak mobil.
"Pemborosan", katanya.
"Saya sebenarnya lebih suka naik bis", ujarnya.
Ia mewarisi sifat ibunya yang tak tak mau bermewah-mewah. Bahkan ketika sudah jadi mega star dunia, dan ia bisa membayar pembantu bagi sang ibu, namun ibunya selalu menolaknya.
"Dari pada kamu bayarkan uang itu untuk para pembantu, lebih baik kamu berikan padaku," kat Chow Yun Fat menirukan ucapan ibunya.
Dan ibunya tetap mengerjakan semua pekerjaannya sendiri.
Ambisi membeli lima mobil mewah itu, disadarinya hanya untuk membuktikan pada bos dealer mobil itu bahwa ternyata ia bisa memiliki Rolls Royce.
Read more >>