Sabtu, 23 Maret 2013
Kisah Inspiratif dari Seorang Sahabat
Saya membuka WARNET waktu saya umur 17 Tahun, Tanpa Modal, Tanpa Keahlian dan Tanpa Punya Tempat.
- Tanpa Modal
Saya sama sekali tidak pakai modal, tapi dengan kemampuan berbicara dan meyakinkan saya mendapatkan Investor untuk membeli 4 Komputer. (Komputer Bekas dikirim dari Jakarta ke Kalimantan Timur).
- Tanpa Keahlian
Waktu itu saya sama sekali tidak tahu cara membuka warnet. Saya dulu juga pernah Rental Playstation, biasanya kalau PS itu di kasih Waktu / Timer di TV (Mati otomatis). Bagaimana dengan KOMPUTER?? (Saya cari menu-nya tidak ada).
Akhirnya saya cari alamat YM teman saya yang ada di tanggerang yang juga buka Usaha warnet (Teman ini hanya kenal via YM). Saya baru tahu bahwa ternyata saya harus punya system BILLING. Dari jarak jauh dia juga mengajarkan saya untuk memperbaiki CPU saya yang berbunyi BIP... BIP... BIP...
Saya di ajarkan membuka CPU dan melepas dan memasang kembali MEMORY RAM CPU tersebut, dan akhirnya tidak berbunyi BIP lagi. Dia juga menyarankan menggunakan layanan, aplikasi, Internet bagaimana tips nya.
- Tanpa Punya Tempat
Didepan rumah sewaan saya itu ada tempat parkir mobil (garasi) karena tidak punya Mobil, ya Udah di sulap aja jadi ruang Warnet. Kira-kira luasnya hanya 3 x 4 Meter saja :) Anda pasti bisa mengira, sempit sekali tempatnya. Tapi saya tidak boleh beralasan, Selalu cari cara.
Akhirnya, saya beli beberapa tripleks dan menyewa 3 Tukang kayu untuk mengubah garasi tersebut menjadi warnet, sekaligus membuat meja warnet sendiri.
Akhirnya warnet selesai :) Dan dari 4 komputer, kami memiliki omzet rata-rata minimal Rp 100.000 / hari. Artinya saya sudah memiliki penghasilan 2x lipat lebih besar dari gaji ayah teman akrab saya.
Saya punya alasan: Tidak Punya Modal, Tidak Tahu Internet / Komputer, Tidak punya tempat, Orang Tua belum punya modal segitu banyaknya
Tapi Kalau saya beralasan?? Terus mau jadi apa??
Kalau mau sukses, Lupakan Alasan!!
Kalau mau alasan, Lupakan Sukses!!
Pengirim: Fadly - Kalimantan Timur
Post By Peluang Usaha
Penjual Mesin Tik kini Jadi Raja Maskapai RI
Rusdi bersama saudaranya Kusnan, membangun Lion Air.
Pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, terus mencatatkan sejarah dalam industri penerbangan. Setelah memborong pesawat Boeing senilai US$21 miliar pada November 2011 lalu dan disaksikan Presiden Barack Obama, kini ia juga memborong produsen pesawat pesaing, Airbus, senilai US$24 miliar di depan Presiden Prancis, Francois Hollande.
Dilansir Reuters, Selasa 19 Maret 2013, Rusdi Kirana adalah sosok yang sederhana dan cenderung pemalu. Sampai saat ini, ia lebih suka terbang dengan kelas ekonomi dibanding menggunakan kelas bisnis.
"Saya lebih memilih terbang di kelas ekonomi tapi hal tersebut membuat para produsen pesawat gelisah, dan saya tidak ingin membuat mereka marah," katanya seusai penandatanganan pembelian pesawat Airbus dengan Lion Air di Prancis.
Rusdi pernah menjadi sales mesin ketik buatan Amerika
'Brother' dengan bayaran US$10 per bulan. Rusdi dan Kusnan Kirana, saudaranya, bersama-sama masuk dalam bisnis penerbangan pesawat di Indonesia pada Juni 2000.
Sementara itu, dengan pesat, Lion Air berhasil menguasai 45 persen pasar domestik Indonesia dengan moto 'We Make People Fly'. Ekspansi Lion Air dengan menggandeng Airbus dan Boeing meraih perhatian dunia. Namun, perusahaan masih menghadapi kesulitan dengan citranya.
Hingga saat ini, Lion Air masih dilarang untuk terbang di Uni Eropa akibat masalah tingkat keamanan yang rendah. Rusdi mengatakan hal tersebut tidak adil. Airbus telah mengirimkan penasihat untuk membantu Lion Air agar dapat memenuhi standar keamanan Eropa.
Rusdi membantah dengan banyaknya pembelian pesawat menyulitkan keuangan Lion Air. "Selama ini kami hanya tidak ingin pamer. Tapi Anda bisa berbicara dengan para perbankan, mereka tidak akan membiayai Lion Air jika kondisi keuangan perusahaan tidak bagus," katanya.
Bahkan, ia menyatakan Lion Air akan mencatatkan diri di bursa saham pada 2015 mendatang. Hasil Initial Public Offers (IPO) tersebut akan digunakan Lion Air untuk ekspansi ke negara-negara di Asia Pasifik. Saat ini, Rusdi mengaku telah ekspansi ke Malaysia dengan membentuk Malindo Air.
Rusdi merupakan contoh CEO yang berani mengambil risiko yang tinggi agar dapat melambungkan perusahaan. Pesaingnya adalah pemilik Air Asia, Tony Fernandes, yang baru-baru ini membeli pesawat Airbus di depan Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Keduanya berhasil membuat para politisi dunia bertekuk lutut, namun memiliki kepribadian yang berbeda. Fernandes senang menjadi pusat perhatian orang dengan mengakusisi tim olahraga dan sering berkicau di Twitter. Sedangkan Rusdi Kirana dikenal jarang tampil di media massa. "Saya fokus dan berjuang di pasar," kata dia.
Langganan:
Postingan (Atom)