Sabtu, 02 Februari 2013

Fatamorgana


Dunia yang sekarang kita ada dalam naungannya hanyalah fatamorgana. Yang kalau kita mengejarnya sama dengan kita menangkap awan atau mencari ketiak ular. Karena ia tidak berujung dan tidak pula berakhir.

Apa yang kita lakukan di dunia ini pada hakikatnya adalah untuk ibadah semata. Harta, tahta, prestis yang kita lelah menggapainya cuma sekedar bumbu yang menghiasi hari-hari kita yang mana intinya adalah usaha kita untuk menggapai aksara kebahagiaan tanpa batas yang telah Ia janjikan sebagai hadiah atas kepatuhan kita kepada-Nya. Dan saat itulah kita mengenal sebuah hakikat yang tiada tipu daya di dalamnya.

Memang sengaja dunia ini di buat indah, adalah sebagai ujian bagi kita. Karena sesuatu yang mulia harus dicapai dengan cara yang mulia juga. Tidak mudah bagi kita melewati semua ujian-ujian ini. Halangan dan rintangan senantiasa berkolaborasi dengan masa selagi kita masih bernyawa. Duri duri tajam selalu siap melukai tapak setiap kali kaki ingin melangkah kepada kebaikan.

Tapi semua itu bukan alasan untuk kita berputus asa. Selama kita masih punya cadangan devisa iman, sumber devisa bisa terus ditingkatkan. Masih banyak jalan untuk berinvestasi pahala, walaupun tidak sedikit yang menawarkan untuk bergelut dengan nista. Sekali lagi ini sungguh fatamorgana yang mengharuskan kita memilih dan memilah mana yang hakikat dan mana yang duplikat. Semua hampir sama, bagai pinang dibelah dua.

Hanya fikiran yang jernih dan hati yang suci berlandaskan imanlah yang mampu menunjukkan kita jalan lurus yang harus ditempuh. Memang terkadang realita jauh dari harapan dan impian. Tapi kita jangan sekali berburuk sangka kepada-Nya. Karena setiap apa yang ia kehendaki tidak ada sia-sia di dalamnya. Harus kita sadari, setiap mili detik yang kita hadapi adalah ujian bagi kita. Dan kita harus yakin kita mampu melaluinya.

Di ambil dari catatan sahabatku Muhammad Fikry Yazid.

Tidak ada komentar: