anakku,
melangkahlah dengan membuat tantangan di depanmu
agar ayun kakimu bergairah membidik arah
ditiap jengkal kan kau gores jejak baru bagi langkah-langkah kecil di belakangmu
dan ciptakanlah pelangi di kepalamu hingga terbuka cakrawala baru
anakku,
andai mereka menganggapmu bermimpi maka wujudkanlah menjadi kenyataan
lantas genggam bagai mimpi-mimpi baru yang bakal lahir dari rahimmu
hingga tumbuh tunas-tunas yang akarnya membumi
rantingnya menggapai matahari
andai engkau terjatuh anakku, jangan bangkit terburu-buru
kaji dan renungkan langkah jalanmu agar kejatuhan tak datang berulang
jangan surutkan langkahmu karena kerikil dan aral bakal mengokohkan langkahmu dan mata kian awas mengukur jarak
andai engkau sampai di ketinggian anakku,
janganlah terus mendongak tapi menunduklah senantiasa
agar terlihat olehmu jurang dan kelokan yang bakal melemparmu ke dasar kehancuran
belajarlah pada air anakku,
ia turun dari ketinggian mengalir di tengah batuan agar tanaman tumbuh dan angin mengantarkan kesejukan
mentaripun menguapkannya menjadi mendung
lantas menjatuhkan butir harapan menjadi kenyataan
sepenggal harap buat anak-anakku,
dalam sunyi mengenang manipulasi sejarah negeri
di September 30 menuju satu
*cho chro tri laksono
antologi puisi 127 penyair
dari sragen memandang indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar