Cita-cita dimasa kecilnya ingin jadi sastrawan telah dibuktikannya. Dengan terbitnya sebuah buku tipis yang masih sederhana dan jauh dari sempurna. Tapi bukankah langkah seribu juga diawali dengan langkah pertama? Dan bukankah kesempurnaan akan dicapai dengan belajar dan berlatih dengan terus membiasakan diri dari karya-karya yang selalu dihasilkan? Tidak ada sesuatu yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Ingin tau bagaimana dia menulis bukunya?
Habibie menulis bukunya dalam waktu 2 bulan Mei – Juni setelah belajar 2 bulan Maret - April.
Setiap malam dia menulis di HP nya (Dopod) dari jam 21.30-24.00 kalo sudah banyak baru dipindah ke MS Word kemudian dikirim via email pada editornya mas Andry Kristiawan dan Yustina Koen. Tentu saja Habibie harus kerja keras untuk merampungkan karyanya dengan cara yang berbeda dengan anda yang sehat. Anda bisa menulis di meja atau pun mengetik di komputer atau di laptop.
Semoga buku ini bisa memberikan sumbangan pemikiran, wawasan dan memotivasi anda dan banyak orang lain. Bahwa Habibie yang penuh keterbatasan masih bisa berkarya apa lagi anda dan mereka yang dikarunia fisik sempurna dan sehat. Anda juga pasti bisa!!!
Semoga buku ini bisa memberikan sumbangan pemikiran, wawasan dan memotivasi anda dan banyak orang lain. Bahwa Habibie yang penuh keterbatasan masih bisa berkarya apa lagi anda dan mereka yang dikarunia fisik sempurna dan sehat. Anda juga pasti bisa!!!
Kondisi Habibie saat ini terus menurun. Dokter bahkan menyatakan kalau ia sekarang menderita Skoliosis (kelainan pada otot yang menyebabkan badan melengkung menyerupai huruf S), tiposis (dada ke depan), anthropi (tangan kiri sudah tidak berfungsi), serta kelumpuhan pada kedua kaki. Alat geraknya yang masih berfungsi adalah jari telunjuk tangan kanannya, dan dengan jari inilah ia mengetik, menuliskan naskah bukunya, serta berkelana di dunia maya (internet). Saat ini pernafasannya masih berfungsi dengan baik, hanya saja kalau posisi duduknya tidak nyaman, ia dapat terus terbatuk-batuk.
Sering kita perhatikan, manusia yang memiliki kesempurnaan fisik belum tentu memiliki semangat sebesar yang dimiliki oleh mereka mereka yang memiliki keterbatasan. Mungkin karena mereka tidak menemukan kesulitan dalam banyak hal, sehingga fighting spirit itu tidak terlalu memotivasi dalam mencapai apa yang diimpikan.
Tuhan tidak pernah sia sia memberikan sesuatu, menciptakan sesuatu dan mengambil sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar