Bagi sebagian orang, Kehidupan merupakan sebuah anugerah dan kebahagiaan. Tapi, tidak jarang ada orang yang mengatakan bahwa hidup itu menyakitkan. Adanya perbedaan dalam memandang hidup, adalah suatu kewajaran. Sebagaimana orang memandang kesuksesan dan kebahagiaan.
Seperti halnya seorang petani, ia akan merasa cukup dan bahagia ketika ia sanggup memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak. Baginya, uang seratus ribu per hari sudah lebih dari cukup untuk kehidupan keluarganya. Tapi, beda halnya dengan seorang yang bergaya hidup mewah, ia akan merasa bahagia jika ia bisa memiliki mobil mewah, makan makanan yang enak, berlibur, dan memiliki rumah megah. Baginya, uang seratus ribu itu tidaklah ada nilainya. Uang sejumlah itu hanya cukup untuk membeli bensin bagi kendaraannya saja.
Kadangkala kita tidak menyadari, bahwa kita telah memiliki sesuatu yang berharga, bahkan sangat berharga. Kita baru sadar, ketika kita kehilangannya. Bagi yang telah berkeluarga, kehidupan rumah tangga menjadi hal yang biasa saja. Ia baru sadar, bahwa berkeluarga adalah suatu kenikmatan dan anugerah ketika ia telah kehilangan (bercerai).
Seperti halnya seorang petani, ia akan merasa cukup dan bahagia ketika ia sanggup memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak. Baginya, uang seratus ribu per hari sudah lebih dari cukup untuk kehidupan keluarganya. Tapi, beda halnya dengan seorang yang bergaya hidup mewah, ia akan merasa bahagia jika ia bisa memiliki mobil mewah, makan makanan yang enak, berlibur, dan memiliki rumah megah. Baginya, uang seratus ribu itu tidaklah ada nilainya. Uang sejumlah itu hanya cukup untuk membeli bensin bagi kendaraannya saja.
Kadangkala kita tidak menyadari, bahwa kita telah memiliki sesuatu yang berharga, bahkan sangat berharga. Kita baru sadar, ketika kita kehilangannya. Bagi yang telah berkeluarga, kehidupan rumah tangga menjadi hal yang biasa saja. Ia baru sadar, bahwa berkeluarga adalah suatu kenikmatan dan anugerah ketika ia telah kehilangan (bercerai).
Seorang pepatah arab pernah berkata, 'kesehatan adalah mahkota, seseorang tidak dapat melihatnya kecuali saat ia sedang sakit'. Kesehatan merupakan harta yang paling berharga yang telah kita miliki. Tanpanya, kita tidak akan dapat melaksanakan segala aktivitas kita dengan baik. Akan tetapi, kita baru sadar dan mensyukuri nikmat ini, setelah kita kehilangannya. Ketika kita sakit, kita baru sadar akan anugerah yang sangat berharga ini.
Bagi seseorang yang memiliki fisik yang sempurna, adanya mata, kaki, dan tangan merupakan hal yang biasa saja. Bahkan, tidak sedikit dari orang yang memiliki kesempurnaan fisik, tapi jiwanya rapuh. Ia memandang bahwa dunia ini tidak adil, ia menyalahkan nasib. Padahal, yang menentukan nasib itu adalah dirinya sendiri.
Sekarang ini, bukanlah suatu keanehan untuk melihat orang yang memiliki cacat fisik, tapi jiwa mereka diberi kesempurnaan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Habibie Afsyah (Sukses di Internet Marketing), Xie Yanhong (Berhasil menyeberangi selat Inggris), Helen Keller (pengarang dan pejuang hak-hak wanita), dan masih banyak lagi orang-orang yang memiliki keterbasan fisik, tapi mampu tampil lebih baik dan lebih bersyukur dari orang yang sempurna.
Ternyata, keterbasan fisik bukanlah penentu kesuksesan bagi mereka. Keyakinan diri, kerja keras, dan semangatlah yang menentukan kesuksesan seseorang.
Ternyata, keterbasan fisik bukanlah penentu kesuksesan bagi mereka. Keyakinan diri, kerja keras, dan semangatlah yang menentukan kesuksesan seseorang.
Jadi, syukurilah apa yang kita miliki saat ini dan berusahalah untuk menjadikan itu semua sebagai kekuatan kita. Yakinlah akan kemampuan yang kita miliki, bekerja keraslah dan terus semangat, maka sukses telah menanti kita. Jangan lupa, jaga kesehatan kita oke.
Salam inspirasi.
Post By azzamfasih.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar